Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar AS

Harga emas juga di bawah tekanan dari ekspektasi kebijakan moneter ultra-longgar Jepang yang akan tetap berlaku.

oleh Nurmayanti diperbarui 24 Okt 2017, 06:40 WIB
Permintaan emas menguat terutama dari India membuat harga emas semakin berkilau di awal pekan.

Liputan6.com, New York - Harga emas menyentuh posisi lebih rendah dalam dua minggu tertekan penguatan Dolar dan ekuitas.

Melansir laman Reuters, harga emas di pasar Spot turun 0,01 persen menjadi US$ 1.280,43 perounce. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup turun US$ 0,40, atau 0,03 persen ke posisi US$ 1.280,90 per ounce.

Saham mengupas keuntungannya akibat aksi ambil untung (profit taking), jelang sepekan perusahaan AS memberikan laporan kuartalan ketiganya.

"Awal pekan ini dimulai positif untuk dolar AS dan pasar ekuitas, menyebabkan emas berdenominasi dolar jatuh, "kata Fawad Razaqzada, Analis Teknis Forex.com, dalam catatannya.

Harga emas juga di bawah tekanan dari ekspektasi kebijakan moneter ultra-longgar Jepang yang akan tetap berlaku.

Kemenangan Perdana Menteri Shinzo Abe akhir pekan lalu, mengangkat dolar ke level tertinggi dalam tiga bulan terhadap yen.

Bullion sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena menahan bullion yang tidak memberikan imbal hasil.

Adapun Dolar membukukan kenaikan satu hari terbesar dalam sebulan pada hari Jumat setelah Senat AS menyetujui cetak biru anggaran untuk tahun buku 2018, yang memungkinkan para Republikan untuk mengejar paket pemotongan pajak tanpa dukungan Demokrat.        

Adapun harga perak naik 0,26 persen menjadi US$ 17,04 per ounce, dari sebelumnya menyentuh US$ 16,84, posisi terendah sejak 9 Oktober. Harga Platinum naik 0,5 persen menjadi US$ 924,90 per ons dan paladium turun 1,6 persen menjadi US$ 959,20 per ounce.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya