Liputan6.com, Jakarta PT Vivo Energy Indonesia berencana menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat. Ini setelah perusahaan mengubah nama dari PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI).
Lalu dari mana pasokan BBM Vivo?
Advertisement
Corporate Communication Vivo Maldi Al-Jufrie mengatakan, BBM Vivo berasal dari fasilitas pengolahan minyak (kilang) yang ada di luar negeri. Milik dari induk usahanya Vitol Group yang berada di Malaysia dan Australia.
"Saat ini kita dari impor, kilang dari luar company kami di atas," kata Maldi, di Jakarta, seperti ditulis Selasa (24/10/2017).
Maldi melanjutkan, sebelum disalurkan ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), BBM tersebut ditampung terlebih dahulu pada terminal BBM Vivo di Tanjung Priok, Jakarta. "Saat ini bensin kami dari penyimpanan di Tanjung Priok," ujarnya.
Menurut Maldi, setelah resmi mengubah nama perusahaan dari PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI) menjadi PT Vivo Energy Indonesia pada 19 Oktober 2017, perusahaan melakukan uji operasi SPBU Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur mulai Rabu (25/10/2017).
Perubahan nama badan usaha dilakukan untuk memenuhi syarat dari pemerintah. Aturan jika nama dan lambang lembaga penyalur harus sama denan nama perusahaan pemegang izin badan usaha.
Dalam uji operasi tersebut, SPBU Vivo sudah bisa melayani masyarakat. Namun jika masih ditemukan kekurangan maka pihaknya akan melakukan perbaikan. Uji coba operasi tersebut merupakan ketentuan perusahaan, bukan dari pemerintah.
"Kalau masih ada kekurangan kita tutup dulu diperbiki, tapi ini sudah mengacu standar yang ditetapkan perusahaan," ujarnya.
Maldi pun menargetkan, uji operasi tersebut bisa selesai sampai akhir Oktober, sehinga pada November 2017 Vivo bisa mengoperasikan SPBUnya secara komersial.
"Kami sih sudah ada rencana November (beroperasi). Tunggu tanggal mainya," ujar Maldi.
Untuk harga BBM jenis Revvo 88 dibandrol Rp 6.500 per liter, Revvo 90 Rp 7.500 dan Revvo 92 Rp 8.250. Khusus untuk penetapan harga Revvo 88, Vivo akan menyesuaikan dengan ketetapan harga BBM RON 88 yang ditetapkan pemerintah.
"RON 88 harga akan mengikuti dengan pemerintah, kita akan mematuhi harga yang ditetapkan pemerintah Indonesia," ungkapnya.
Meski menjadi pemain baru menurut Maldi, Vivo optimis bisa bersaing dengan perusahaan lain yang lebih dahulu melakukan bisnis serupa di Indonesia.Pasalnya, BBM pasti dibutuhkan masyarakat.
"Kita yakin namanya bensin pasti dibutuhkan, dengan spesifikasi yang sama kita akan membantu rakyat," tutup Maldi.
Tonton Video Pilihan Ini: