Liputan6.com, Banjar - Sebagai kota yang berada di pintu gerbang provinsi Jawa Barat dari arah timur, kota Banjar rupanya menyimpan kuliner lezat nan luar biasa. Namanya mi entok.
Tempat mangkal mi entok buatan Mardi (52) ini di Jalan Pasar Langensari, Kecamatan Langensari, dekat jembatan irigasi yang melintasi jalur provinsi, di samping pasar Langensari.
Siapa sangka bila mi entok tersebut merupakan mi legendaris yang sudah ada sejak 1950-an. "Awalnya dari usaha bapak, lalu saya yang melanjutkan. Saya sudah jualan sejak masih bujangan," kata Mardi saat ditemui Liputan6.com, Senin, 23 Oktober 2017.
Baca Juga
Advertisement
Mi entok Mardi sudah punya banyak penggemar. Bahkan, tak hanya dari Banjar, pelanggannya pun datang dari Majenang dan Cilacap. Untuk mendapatkan satu porsi mi entok Mardi, pelanggan cukup merogoh kocek Rp 15.000 per porsi.
Mardi memilih memakai daging entok atau itik Manila karena teksturnya lembut dan dagingnya relatif lebih banyak dibandingkan dengan daging bebek.
"Kalau penggemar mi ayam itu sudah banyak ya, lumrah sekali. Nah, saya ingin menciptakan sajian yang berbeda saja dari yang lain," tuturnya.
Secara konsep, Mardi menjelaskan, sebetulnya mirip mi ayam biasa. Hanya saja mi yang digunakan agak mirip dengan kwetiau. Selain memakai itik, mi entok juga tidak memakai sayur.
Selain itu, rasa mi entok ini juga semakin gurih dengan kuah kaldu entok. "Kuahnya godogan daging entok. Dimasak sampai mendidih baru dagingnya dicemplung, jadi enggak anyir," ucapnya.
Jika ingin membuktikan nikmatnya mi entok Mardi, segeralah datang ke warung Mardi, pukul 15.30 WIB hingga 22.00 WIB. Biasanya, dalam sehari Mardi mampu menjual hingga 100 mangkok setiap hari. "Ya rata-ratanya 100 mangkok per hari," Mardi memungkasi.
Simak video pilihan berikut ini: