Penghormatan Terakhir bagi WNI Korban Longsor Malaysia

Tak ada isak tangis saat jenazah WNI korban longsor di Malaysia tiba di langgar. Namun, tatapan nanar terpancar di wajah keluarga.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 24 Okt 2017, 16:05 WIB
Tak ada isak tangis saat jenazah WNI korban longsor di Malaysia tiba di langgar. Namun, tatapan nanar terpancar di wajah keluarga. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Liputan6.com, Bangkalan - Jenazah Hosrin (38) tiba di rumah duka Desa Bator, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Senin malam, 23 Oktober 2017. Ia adalah TKI yang menjadi korban tewas dalam bencana tanah longsor di Penang, Malaysia, Sabtu, 21 Oktober 2017.

Kedatangan jenazah molor empat jam, semula diperkirakan tiba pukul 20.00 WIB, namun baru tiba pukul 23.45 WIB. Jenazah Hosrin disimpan dalam peti kayu dalam mobil ambulans. Bagian luar peti dibungkus kain karung goni. Perwakilan dari BNP2TKI Jawa Timur dan Kabupaten Pamekasan, serta KJRI Penang turut mengantar jenazah hingga rumah duka.

Jenazah Hosrin terpaksa diturunkan di halaman masjid Desa Bator, sekitar 500 meter dari rumah duka, karena jalan desa tak muat mobil. Warga dan polisi kemudian memikul peti jenazah ke rumah duka, melewati jalan licin dan becek karena baru diguyur hujan.

Sampai di rumah duka, jenazah langsung diletakkan dalam langgar. Rumah duka ramai pelayat, tapi suasana hening, tak ada tangis histeris. Seseorang pemuda masuk ke langgar membawa pisau. Ia membuka kain pembungkus peti, dari kejauhan tampak jasad Hosrin dibungkus kantung mayat warna cokelat tua. Setelah keluarga melihat wajah almarhum terakhir kali, peti ditutup kembali.

"Hosrin sudah tujuh tahun jadi TKI, biasanya dua tahun sekali pulang, tapi terakhir tiga tahun tak pulang sampai meninggal," kata Ahmat, salah satu keluarga almarhum. "Dia punya dua anak, yang besar sudah SMP."

Neni Kurniati, Pelaksana Fungsi Konsular KJRI Penang mengatakan, Hosrin bekerja sebagai buruh bangunan di Penang. Ia bekerja di proyek pembangunan kondominium 45 lantai di Kawasan TAR college, Tanjung Bungah, Penang. Selain Hosrin, ada 45 WNI lain yang bekerja di proyek itu.

Sabtu, 21 Oktober 2017, Hosrin masuk kerja lebih awal. Longsor pun terjadi, tanah runtuh hingga kedalaman 10 meter dan menimbun para pekerja. Sampai hari ini, sudah 14 jasad ditemukan. Seorang warga Cina, sembilan warga Bangladesh, satu Pakistan dan dua orang WNI yaitu Hosrin dan Erwin asal Gresik.

"Jasad Hosrin ditemukan 15 jam setelah kejadian," tutur Neni.

Setelah identifikasi dan pengurusan jenazah selesai, esok harinya jasad Erwin dikubur di Pemakaman Batu Muda, Gombak, Kuala Lumpur, Malaysia. Sedangkan, jenazah Hosrin, sesuai permintaan keluarga, dibawa pulang ke kampung halamannya.

"Pihak berwenang Malaysia masih terus mencari korban, semoga tidak ada lagi WNI jadi korban," harap Neni.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya