Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) sudah melistriki seluruh desa di Pulau Enggano, Bengkulu. Aliran listrik itu dengan tambahan pasokan listrik dari dua mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) masing-masing berkapasitas 500 kilo Watt (kW).
General Manager PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Daryono mengatakan, dua dari enam desa di Pulau Enggano, yakni desa Ka’ana dan desa Kahyapu sudah dapat menikmati listrik mulai Senin, 23 Oktober 2017.
"Dengan adanya pembangunan PLTD lebih menggerakkan ekonomi Enggano karena listrik adalah penggerak bagi masyarakat di sini," kata Daryono, di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Selain menambah pasokan listrik, PLN juga membangun jaringan listrik tegangan menengah sepanjang 36 kilometer sirkit (kms), jaringan tegangan rendah sepanjang 21 kms serta 16 gardu distribusi total kapasitas 50 kilo Volt Ampere (kVA).
"Penambahan mesin dan jaringan ini mampu melistriki enam desa dengan potensi 879 pelanggan rumah tangga yang ada," ujar Daryono.
Daryono menuturkan, upaya PLN untuk terus menerangi Enggano hingga 100 persen tentu bukan tanpa kendala. Seperti proses pengiriman tiang yang terlambat, karena jadwal penyeberangan kapal hanya dua kali dalam seminggu.
Selain itu, kondisi cuaca yang tidak mendukung antara lain badai dan angin kencang pun sangat mengganggu pengiriman material. Selain itu struktur tanah yang berpasir, juga mempengaruhi dalam proses pemasangan konstruksi dan penarikan jaringan. Namun hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi PLN demi Enggano terang benderang.
"Namun kendala-kendala tersebut tidak menyurutkan semangat petugas-petugas PLN dalam membangun infrastruktur ketenagalistrikan di Enggano," ujar dia.
Kelistrikan Enggano saat ini dipasok oleh tiga unit PLTD dengan kapasitas masing-masing 80 kW, 120 kW dan 50 kW atau total 250 kw. Selain itu, satu desa telah berlistrik yang mendapat aliran dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sedangkan tiga desa lainnya belum berlistrik.
Untuk kebutuhan bahan bakar PLTD 2x500 kW di Enggano, setiap bulan membutuhkan 5 ton solar dan oli 40 liter dengan beban biaya seluruh operasional pembangkit mencapai 56 juta rupiah.
Sebanyak 75 persen penduduk di Enggano merupakan pelanggan 900 VA dengan tarif listrik Rp 1.467 per kWh. Sementara itu, biaya pokok produksi khusus di Enggano mencapai Rp 7.450 per kWh.
"Walaupun BPP (Biaya Pokok Penyediaan) memang tinggi namun kami sadar, listrik yang baik akan membantu warga untuk dapat membangun dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, dengan listrik yg handal, anak-anak bisa belajar serta perekonomian mulai menggeliat, untuk itulah penyediaan listrik untuk warga yang utama," tutur Daryono.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: