Liputan6.com, Beijing - Partai Komunis China telah menambatkan nama Xi Jinping serta ideologinya dalam konstitusi partai, menjadikan pria tersebut setara dengan Mao Zedong, Bapak Revolusi Komunis Tiongkok.
Pencantuman ideologi itu terjadi pada pengujung kongres Partai Komunis China yang berakhir pada 24 Oktober 2017. Kongres itu merupakan pertemuan politik terpenting di Tiongkok.
Advertisement
Lebih dari 2.000 delegasi hadir dalam kongres yang diselenggarakan di Great Hall of the People di Beijing untuk proses persetujuan akhir guna mengabadikan "Xi Jinping Thought on Socialism with Chinese Characteristics for the New Era" ke dalam konstitusi partai.
Seperti dikutip dari BBC pada Rabu (25/10/2017), di akhir kongres, ketika delegasi ditanya apakah ada yang memiliki keberatan dengan keputusan tersebut, semua hadirin melantangkan 'tidak ada'.
Kini, Xi Jinping merupakan satu dari tiga pemimpin Partai Komunis China yang buah filosofinya diberi judul sesuai dengan nama si pencetus. Dua lainnya adalah Mao Zedong dan Deng Xiaoping.
Selain itu, Xi merupakan satu dari dua pemimpin partai yang ideologinya diberi atribut konsep 'thought/pemikiran'. Lainnya adalah Mao Zedong dengan 'Mao Zedong Thought'- nya.
Signifikansi 'Xi Jinping Thought' Bagi China
Seperti dikutip dari BBC, prosa 'new era/era baru' dalam 'Xi Jinping Thought' adalah cara Xi untuk mengekspresikan bahwa dirinya akan memimpin China ke sebuah lembaran baru atau babak ketiga perkembangan Negeri Tirai Bambu.
Babak pertama, pada masa Mao, China merupakan sebuah negara yang tengah merangkai persatuan bangsa untuk kembali bangkit usai perang saudara dengan Kuomintang.
Sementara babak kedua, pada masa Deng, China mulai tumbuh sebagai negara yang haus meraup kekayaan demi bangkit dari krisis ekonomi yang terjadi kala Mao memimpin.
Dan, babak ketiga, atau 'era baru' Xi, China hendak mengkombinasikan persatuan bangsa, kekuatan ekonomi, serta menggencarkan taji Tiongkok di kancah dunia.
Sekilas, 'Xi Jinping Thought' mungkin nampak seperti retorika samar-samar. Namun jika ditelaah, ke-14 butir pemikiran tersebut menggambarkan sepak terjang pemerintahan Xi selama lima tahun terakhir dan rencana sang pemimpin untuk masa depan China.
Beberapa di antaranya, menurut interpretasi BBC, meliputi rencana Xi untuk melakukan konservasi lingkungan dan sumber daya alam China, mereformasi pucuk pimpinan militer, kemungkinan untuk re-unifikasi Hong Kong dan Taiwan, serta yang tak kalah penting, menggencarkan 'Belt and Road' atau Jalur Sutra Baru.
Selama lima tahun terakhir, Xi Jinping telah mendorong China untuk melakukan modernisasi dan meningkatkan partisipasi dalam kancah perpolitikan internasional. Namun, beberapa pengamat menilai, pemerintahan Xi turut diwarnai dengan meningkatnya otoritarianisme, sensor pers dan arus informasi serta berbagai dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Advertisement