Liputan6.com, Jakarta - Kita menggolongkan makanan sebagai makanan yang lazimnya tidak sehat dan lazimnya sehat. Siapa sangka, ternyata sayuran yang selama ini dianggap makanan sehat ternyata membawa maut.
Laporan sayuran mematikan menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com kanal Global pada Rabu (25/10/2017) pagi.
Advertisement
Masih terkait kejutan dalam urusan kesehatan, ternyata minum terlalu banyak air juga bisa merenggut nyawa.
Terakhir, ketidaknyamanan yang dialami Panglima TNI yang ditolak berangkat ke Amerika Serikat juga masih mengusik rasa ingin tahu. Kali ini muncul pernyataan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS).
Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:
1. Waspada, 5 Sayuran Ini Ternyata Bisa 'Membunuh' Anda
Makanan adalah sumber energi terbesar bagi tubuh manusia. Tanpa mengonsumsinya, manusia akan kurang maksimal dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Misalnya, dalam suatu kondisi Anda lupa sarapan atau makan siang. Bisa jadi tubuh menjadi lemas dan lesu karena tak berenergi.
Proses pencernaan dalam tubuhlah yang menentukan pasokan energi tersebut. Selain memerlukan karbohidrat, pasokan serat yang biasanya berasal dari sayuran juga harus terpenuhi untuk melengkapi asupan untuk memperoleh tenaga yang maksimal.
2. Terlalu Banyak Minum Air Ternyata Berbahaya, Ini 7 Cirinya
Selama ini kita dianjurkan banyak minum air putih untuk menjaga kesehatan. Beberapa orang pun menganggap bahwa mengonsumsi cairan tersebut dalam jumlah besar berdampak positif bagi tubuh.
Ternyata, terlalu banyak minum air putih justru dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Bahkan, hal tersebut dapat berujung pada kematian.
Darah yang terlalu encer akibat banyak mengonsumsi air, akan menurunkan konsentrasi sodium dan elektrolit dalam tubuh. Karena sodium bertugas mengatur air di dalam sel, dan terlalu banyak minum air putih akan membuat sel tersebut bengkak.
3. Panglima TNI Ditolak, Ini Penjelasan Pejabat Keamanan AS
Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS), Senin 23 Oktober 2017 pagi waktu setempat, mengeluarkan pernyataan tertulis tentang insiden ditolaknya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk wilayah AS. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu 21 Oktober.
Juru bicara DHS Dave Lapan dalam pernyataan tertulis kepada VOA mengatakan, Kedutaan Besar AS di Jakarta telah memberitahu pihak Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa karena protokol keamanan, maka ketika ia tiba di bandara mungkin ada penundaan untuk naik ke pesawat.