Liputan6.com, Jakarta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, masih ada gerbang tol yang melayani pembayaran tunai setelah 31 Oktober nanti. Hal ini untuk mengantisipasi gangguan saat pelaksanaan transaksi non tunai 100 persen.
Anggota BPJT Kuncahyo mengatakan, saat ini dari seluruh gerbang tol yang ada di Indonesia, 30 persennya masih melayani tunai dan 70 persennya telah melayani transaksi non tunai. Tetapi ke depannya gerbang tersebut akan melayani transaksi non tunai.
Advertisement
"Saat ini progresnya 70-30. 30 persen bisa menerima tunai, jadi hybrid, kita memang tidak menyampaikan langsung ke publik tapi sosialisasi terus," kata Kuncahyo, di Kantor Ombudsman, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Menurut Kuncahyo, meski 31 Oktober 2017 sudah ditetapkan pelaksananaan seluruh gardu tol melayani transaksi non tunai, tetapi masih disediakan gardu yang melayani pembayaran tunai (hybrid). Hal ini untuk mengantisipasi pengguna jalan tol yang belum siap menggunakan uang elektronik.
"Komposisi kita coba 100 persen, tapi ada yang bisa melayani non tunai. Satu gardu saja, nanti yang lain sudah efektif," tuturnya.
Kuncahyo melanjutkan, untuk gerbang tol yang saat ini seluruhnya sudah melayani pembayaran non tunai, maka operator jalan tol akan menyiagakan petugas yang dilengkapi dengan kartu uang elektronik.
Petugas tersebut akan menggunakan kartunya untuk menalangi pembayaran tol, jika ada pengemudi yang tidak siap dengan pembayaran non tunai, kemudian pengemudi tersebut membayar dengan uang tunai sesuai dengan nominal yang ditetapkan.
"Kalau sudah non tunai 100 peren ada pertugas membantu, kalau bayar tunai dia dibantu petugas dengan menge-tap kartu," tutup Kuncahyo.