Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia, Fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas tahun 2016 mencapai 25.869 jiwa. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2015 (24.336 jiwa), namun lebih rendah dibanding tahun 2014 (28.297 jiwa). Fakta lainnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, perubahan beban penyakit kecelakaan dari tahun 1990 hingga tahun 2015 telah berubah dari peringkat 5 menjadi peringkat 2, tepat setelah penyakit stroke.
Baca Juga
Advertisement
Data tersebut memaparkan pentingnya Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ). Berdasarkan data Korlantas Polri tahun 2016, penyumbang kecelakaan terbesar adalah roda dua dengan angka 72 persen. Peningkatan jumlah kecelakaan akibat sepeda motor meningkat secara signifikan, pada rentang 2010 hingga 2016 jumlahnya meningkat tiga kali lipat.
Kecelakaan tersebut berdampak terhadap perekonomian nasional. Kerugian ekonomi akibat kecelakaan menurunkan angka PDB sebesar 2,9-3,1 persen, atau setara kerugian ekonomi Rp 205-220 triliun. Kerugian materi oleh korban kecelakaan pada tahun 2014 melebihi Rp 250 miliar.
Selain hal tersebut, kerugian semakin besar jika korban berada di usia produktif yang juga menjadi tulang punggung keluarga, dan keluarga yang ditinggalkan rentan terhadap kemiskinan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Road Safety Award
Berdasarkan fakta tersebut, IRSA 2017 (Indonesia Road Safety Award) mengajak 5 pilar keselamatan LLAJ, yaitu Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kepolisian, dan Kementerian Kesehatan.
Ajang IRSA ini merupakan rangkaian dari program CSR Adira Insurance dengan tema 'I Wanna Get Home Safely!' IRSA merupakan wujud penghargaan kepada kota dan kabupaten terbaik dalam hal penerapan tata kelola keselamatan jalan.
Di tahun 2017, tercatat 120 kota dan kabupaten yang mengikuti IRSA 2017. Tersisa 23 kota dan kabupaten yang menjadi finalis IRSA 2017. Pemilihan finalis berdasarkan data-data keselamatan jalan seperti jumlah penduduk, luas wilaya, jumlah kecelakaan, jumlah fasilitas kecelakaan, dan data pendukung lainnya.
Ikhwan Hakim, ST, MSc, Ph.D, Direktur Transportasi Kementerian PPN/BAPPENAS, mengatakan, " Pencapaian target nasional untuk penurunan korban akibat kecelakaan LLAJ tidak dapat dilaksanakan hanya oleh kementerian/lembaga di tingkat pusat saja, tetap juga harus didukung oleh seluruh pemerintah daerah, pihak swasta serta masyarakat."
Advertisement