Liputan6.com, Jakarta - Tingginya angka kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) di Indonesia cukup memprihatinkan. Berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia, Fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas tahun 2016 mencapai 25.869 jiwa. Berdasarkan data Korlantas Polri tahun 2016, penyumbang kecelakaan terbesar adalah roda dua dengan angka 72 persen.
Selain itu, berdasarkan sharing session Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2017, faktor yang turut menunjang kecelakaan adalah menurunnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum, Rabu (25/10). Hal tersebut terjadi di sebagian besar kota dan kabupaten di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Menurunnya kualitas angkutan umum, dengan kualitas sarana dan prasarana di bawah standar menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak aman bagi penggunanya.
Fakta lainnya adalah fasilitas pejalan kaki yang kurang memadai. Pejalan kaki merupakan kelompok pengguna jalan yang rentan menjadi objek kecelakaan.
Yayat Supriatna, Pengamat Perkotaan, mengungkapkan pendapatnya di dalam diskusi tersebut. "Nah sekarang bagaimana, kawasan dibuat dengan trotoar yang menarik. Jadi tidak semuanya harus dibangun, tapi konsentrasikan pada simpul-simpul ekonomi dengan banyak pengumpan seperti di Orchard (Singapura)."
Menurutnya, membangun trotoar bukan sekedar membangun saja. Dengan adanya trotoar yang menarik dan memadai bisa membangun kultur di dalamnya, meningkatkan fungsi ekonomi, dan menguatkan karakter warganya.
Tentu membangun trotoar harus terintegrasi dengan transportasi umum agar saling mendukung. Sehingga orang-orang bisa meninggalkan kendaraan pribadi di rumah.
"Sekarang trotoar juga mempunyai fungsi selfie, seperti di Bandung, di jalan Cihampelas. Sehingga berjalan kaki bisa menjadi tren bagi anak muda dan berbagi di sosial media,"pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Road Safety Award
IRSA 2017 (Indonesia Road Safety Award) mengajak 5 pilar keselamatan LLAJ, yaitu Kementarian PPN/BAPPENAS, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kepolisian, dan Kementerian Kesehatan.
Ajang IRSA ini merupakan rangkaian dari program CSR Adira Insurance dengan tema 'I Wanna Get Home Safely!' IRSA merupakan wujud penghargaan kepada kota dan kabupaten terbaik dalam hal penerapan tata kelola keselamatan jalan.
Di tahun 2017, tercatat 120 kota dan kabupaten yang mengikuti IRSA 2017. Tersisa 23 kota dan kabupaten yang menjadi finalis IRSA 2017. Pemilihan finalis berdasarkan data-data keselamatan jalan seperti jumlah penduduk, luas wilaya, jumlah kecelakaan, jumlah fasilitas kecelakaan, dan data pendukung lainnya.
" Pencapaian target nasional untuk penurunan korban akibat kecelakaan LLAJ tidak dapat dilaksanakan hanya oleh kementerian/lembaga di tingkat pusat saja, tetap juga harus didukung oleh seluruh pemerintah daerah, pihak swasta serta masyarakat," ungkap Ikhwan Hakim, ST, MSc, Ph.D, Direktur Trasnportasi Kementerian PPN/BAPPENAS, Rabu (25/10/2017).
Advertisement