Demokrat Dukung Perppu Ormas, SBY Minta Kader Tak Panik

SBY menjelaskan alasan mengapa Demokrat berada di kubu pendukung Perppu Ormas. Menurutnya, ada syarat di balik dukungan itu.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Okt 2017, 14:11 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato saat perayaan HUT Partai Demokrat ke-16 di Cikeas, Jawa Barat, Sabtu (9/9). Acara HUT Partai Demokrat ini dirayakan bersama kader dan warga sekitar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perppu Ormas sah jadi UU lewat mekanisme voting di DPR pada Selasa 24 Oktober 2017 malam. Partai Demokrat ada di kubu pendukung, bersama PDIP, PPP, Hanura, Golkar, Nasdem, dan PKB.

Dari Darwin, Australia, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan alasan mengapa pihaknya mendukung Perppu Ormas, yang oleh sebagian pihak dianggap kontroversial. 

Lewat video berjudul, Arahan Ketua Umum Partai Demokrat Kepada Para Kader di sebuah situs berbagi video, SBY juga memberikan arahan para anggota partai, khususnya untuk menghadapi situasi pasca-pengesahan Perppu Ormas menjadi UU. 

"Karena saya memantau, situasi politik pascapengambilan keputusan DPR tentang Perppu Ormas itu ada gonjang-ganjingnya. Kemudian, saya tahu atas pilihan dan sikap yang terang sebetulnya dari Partai Demokrat itu menimbulkan gelombang pro dan kontra seperti biasanya. Seperti dulu ketika saya memimpin Indonesia," ucap SBY dalam pesan yang diterima Liputan6.com, Kamis (26/10/2017).

SBY menambahkan, berdasarkan apa yang dilihat dan diamati olehnya, para kader terlihat panik dan bahkan di-bully. Namun, menurut suami Ani Yudhoyono itu, setiap pilihan memiliki konsekuensinya tersendiri.

"Kita punya pandangan, sikap kita tidak salah. Kenapa tidak dikritik atau diserang enam partai yang nyata-nyata menerima apa adanya, tidak seperti Demokrat menerima dengan catatan. Catatan asal pemerintah melakukan revisi," ungkap SBY.

Dalam rapat paripurna 24 Oktober 2017, ada tujuh fraksi yang menerima perppu ormas menjadi undang-undang. Mereka adalah PDIP, PPP, Partai Hanura, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan PKB.

Sementara itu, tiga fraksi yang menolak tegas pengesahan perppu menjadi undang-undang adalah Partai Gerindra, PKS, dan PAN.

SBY meminta kader Demokrat untuk cerdas dan terus berkomunikasi secara gamblang kepada masyarakat.

Dengan begitu, mereka akan mengetahui alasan Demokrat bersikap dan berpandangan tentang Perppu Ormas tersebut.

 


Penjelasan SBY

Presiden ke-5 RI itu mengatakan, para kader harus memahami alasan Demokrat menerima Perppu Ormas dengan catatan.

Ada dua alasan yang dikemukakan. Pertama, jika pemerintah menyetujui revisi dan perbaikan, Demokrat akan menyetujuinya. Namun bila tidak, Demokrat akan menolak. "Dan menurut saya, sikap itu tepat dan benar," kata SBY.

Dia juga menjelaskan alasan mengambil langkah itu. Yaitu, telah menerima putusan pemerintah yang akan merevisi dari hasil lobi-lobi di DPR.

"Mendagri bersedia. Itulah kita pegang. Bahwa perjuangan Demokrat tidak sia-sia untuk melakukan perubahan," tandas SBY.

Demokrat tidak memilih mengikuti gerbong Partai Gerindra, PKS, dan PAN yang menolak Perppu Ormas tersebut. Menurut SBY, bila partainya tetap ikut dalam kubu penolak Perppu, dipastikan akan tetap kalah suara melawan partai pro-pemerintah. Itu seperti terjadi dalam pengesahan Undang-Undang Pemilu seperti Presidential Threshold.

"Kalau kita ini kalah, sudah selesai. Bagai jatuh tertimpa tangga pula. Tidak ada ruang Partai Demokrat untuk mengoreksi. Tidak ada cara lain, tidak terbuka peluang Perppu Ormas direvisi. Tolong dipahami ini, jadi bukan ikutan-ikutan menolak," kata SBY.

Dalam video durasi 18 menit itu, dia juga menjelaskan bagaimana yang harus diambil ke depannya. Karena itu, SBY pun memerintahkan para kader untuk tidak saling menyalahkan. dan jangan panik.

"Itulah para kader duduk persoalan sesungguhnya bicaralah dengan berani, dengan terang, dengan jelas. Jangan saling salah-menyalahkan, bahkan panik. Belum-belum sudah panik. Perjuangan masih panjang. Kita menegaskan logika, akal sehat, mengapa takut," tutup SBY.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya