Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan dengan kenaikan tipis 8,05 poin atau 0,13 persen ke posisi 6.033,48 pada penutupan sesi pertama perdagangan Kamis ini (26/10/2017). Setelah menembus rekor terbaru, laju IHSG diperkirakan bakal terkoreksi.
Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Tbk, Lana Soelistianingsih mengatakan, IHSG berhasil mencetak rekor sejarah tertinggi karena didorong faktor-faktor eksternal, seperti Indeks Dow Jones, bursa saham di India dan Brasil yang mencatat kenaikan tertinggi.
Advertisement
"IHSG tembus ke level 6.000-an banyak terbantu dari sentimen eksternal, yakni Indeks Dow Jones naik, India dan Brasil naik tertinggi," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Lana lebih jauh menjelaskan, sentimen positif dalam negeri yang menopang IHSG tembus ke rekor terbaru karena laporan keuangan sejumlah emiten yang menunjukkan positif. Selain itu, pelaku pasar pun merespons positif pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
"APBN yang disahkan memberikan efek positif, walaupun tidak tahu seberapa besar. Sentimen-sentimen positif ini mendorong indeks naik naik," tuturnya.
Namun demikian, Lana memperkirakan, akan ada potensi koreksi pada IHSG. "Saya kira akan ada potensi koreksi. Karena ada semacam resistensi. Orang mikir ah sudah profit taking (ambil untung), turun dulu, lalu nanti naik lagi. Ini kan kedinamisan pasar saham," terangnya.
Hingga akhir tahun, dia memproyeksikan laju IHSG akan berada pada rentang level 6.120 sampai dengan 6.150. "Mudah-mudahan IHSG dikisaran level 6.120 hingga 6.150," ujar Lana.