Liputan6.com, Yogyakarta - Sebanyak 115 film animasi dari 46 negara diputar dalam Craft International Animation Festival di Yogyatorium Dagadu Yogyakarta pada 24-28 Oktober 2017. Seluruh teknik animasi yang ditampilkan bukan 3D, melainkan animasi tradisional yang mengedepankan kerajinan tangan, seperti stop motion, hand drawing, puppet, dan sebagainya.
Pameran animasi tradisional berskala internasional ini baru pertama kali diadakan di Asia. Yogyakarta dipilih menjadi lokasi acara karena kota ini terkenal dengan kerajinan tangannya.
"Sebagai festival, ini difokuskan untuk teknik animasi tradisional karena selama ini animasi sudah didominasi dengan 3D," ujar Chonie Prysilia, festival director, kepada Liputan6.com, Rabu (25/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Ia berpendapat, selama ini teknik animasi tradisional kerap dilupakan di dunia industri. Industri animasi lebih sering berinvestasi untuk perangkat 3D ketimbang mengalokasikan biaya untuk sumber daya manusia yang menerapkan teknik animasi tradisional. Padahal, kedua teknik itu sama-sama membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena tingkat kesulitannya juga tidak jauh berbeda.
Hand drawing, misalnya, teknik animasi tradisional dengan menggambar yang membutuhkan puluhan bahkan ratusan gambar di setiap menit.
Melalui pameran ini, kata Chonie, esensi animasi sebagai salah satu kerajinan tangan bisa kembali dikenal. Teknik tradisional lebih manusiawi dan berkarakter karena bisa mengangkat kearifan lokal di satu daerah. Misal, pembuatan animasi dengan material bambu bisa diketahui asal animator.
"Contohnya, bambu dari Indonesia, tidak mungkin animator dari negara Eropa menggunakan material yang sama karena sulit didapatkan di negaranya," ucapnya.
Ia menambahkan, hal yang menonjol dari animasi justru cerita lokal yang punya pesan internasional.
Program Director Craft International Animation Festival, Piotr Kardas, menjelaskan film animasi yang diputar telah melewati proses seleksi. Laki-laki asal Polandia ini mengkurasi 300 film animasi yang masuk dan memilih animasi yang punya kejutan.
"Baik kejutan segi cerita maupun teknik yang dipakai," tuturnya.
Piotr mengaku terpukau dengan film animasi Tabaraka dari Jakarta yang menggunakan teknik puppet animation. Pasalnya, ia belum pernah melihat teknik animasi yang menyerupai wayang itu.
"Animasi merupakan sarana yang ampuh untuk menyampaikan pesan secara terselubung atau hegemoni karena disampaikan secara lembut dan tidak menimbulkan konflik," kata Piotr.