Liputan6.com, Milan - Sosok Silvio Berlusconi tak akan bisa dilepaskan dari sejarah kesuksesan AC Milan. Bahkan, meski sudah tak lagi menjadi miliknya, Mantan Perdana Menteri Italia itu masih konsisten menyoroti perkembangan Milan.
Berlusconi baru saja menjual AC Milan kepada perusahaan Tiongkok yang dipimpin Yonghong Li pada April 2016. Keputusan itu diambil setelah Rossoneri mengalami krisis finansial selama bertahun-tahun.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, Berlusconi akan kembali mengikuti pemilihan umum di Italia untuk 2018. Dan ia kembali sebagai pemimpin partai Forza Italia. Berdasarkan laporan, pria kelahiran 29 September 1936 itu akan segera mendapatkan uang dalam jumlah besar.
Semua berawal dari permasalahan Mediaset, perusahaan miliknya, dengan Vivendi, sebuah perusahaan asal Prancis. Mediaset menutut Vivendi karena membatalkan kesepakatan senilai 800 juta euro (Rp 12,5 triliun) untuk membeli Mediaset Premium, salah satu cabang perusahaan TV berbayar itu.
Berlusconi dan perusahaan induknya, Fininvest meminta ganti rugi 3 miliar euro (Rp 46 triliun). Namun, menurut perkiraan, Vivendi akan membayar sekitar 500 juta euro (Rp 7,8 trilun) untuk menghindari pengadilan.
Soal itu, Berlusconi bercanda akan menggunakan uang tersebut untuk membeli Milan kembali. "Dan dengan uang itu mungkin saya akan membeli Milan lagi," kata Berlusconi, dikutip Il Messaggero.
Berlusconi memang sempat memimpin AC Milan sejak 1986. Di bawah kepemimpinannya, mereka menjadi salah satu klub tersukses di dunia. Tercatat, mereka memenangkan delapan gelar Liga Italia, satu Coppa Italia, tujuh Piala Super Italia, lima Liga Champions, lima Piala Super Eropa, dua Piala Interkontinental, dan satu Piala Dunia Antarklub.