Liputan6.com, Tangerang - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) akan memeriksa seluruh prosedur kerja yang diterapkan di gudang mercon yang meledak di Tangerang.
"Kami dalami aturan ketenagakarjaan. Seperti batasan usia, aspek keselamatan kerja, jaminan sosial yang akan kami dalami," kata Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PPK dan K3) Sugeng Priyanto di Kosambi, Tangerang, Banten, Kamis 26 Oktober 2017.
Advertisement
Sugeng menjelaskan, saat ini kondisi di dalam gudang masih panas. Garis polisi juga masih belum membolehkan masuk untuk pemeriksaan mendetil.
"Kami masing-masing bagi tugas, polisi apa yang dikerjakan, Kementerian apa fokusnya ke sana," tutur dia.
Terkait perusahaan di balik gudang mercon sendiri, Sugeng belum bisa membeberkan gamblang.
"Soal izin, identitas pemilik, plang perusahaan, dan dugaan lainya akan diperiksa dokumen semuanya," kata Sugeng.
Saksikan vidio pilihan di bawah ini:
Identifikasi Korban 3 Minggu
Kepala RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Didi Agus Mintadi mengatakan, pihaknya telah memberi pemahaman terkait waktu yang dibutuhkan tim dalam proses mengidentifikasi korban ledakan gudang mercon di Kosambi, Tangerang Kota.
Didi menambahkan, perlu ketelitian tinggi saat proses identifikasi. Jika melihat dari kondisi jenazah, tim identifikasi memperkirakan butuh waktu selama 3 minggu. Itupun dengan catatan DNA pembanding terkumpul cepat.
"Kemungkinan besar akan diperiksa DNA-nya. Jadi makin cepat DNA keluarga kita dapatkan makin cepat prosesnya. Namun demikian tetap membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu," kata Brigjen Didi di depan posko Ante Mortem RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis 26 Oktober 2017 malam.
Didi mengungkapkan, sudah ada 7 keluarga yang diambil sampel DNA-nya. Meski begitu pihaknya tidak mau terburu-buru untuk bisa menyelesaikan identifikasi yang sampel DNA pembandingya sudah diambil dari keluarga.
"Jadi kami minta doanya jadi bukan kecepatan tapi keakuratan ya. Hasil pemeriksaan DNA itu akan kita samakan dulu dengan korbannya. Ya itu nanti data itu akan dicocokan nah itu bukan," imbuh Didi Agus Mintadi.
Advertisement