Liputan6.com, Jakarta - Lukas Bonay benar-benar ingat kejadian kemarin (Kamis, 26 Oktober 2017) pagi di Desa Cengklong, Kosambi, Tangerang. Suara ledakan tiba-tiba terdengar ketika ia sedang bekerja.
"Awalnya saya kira ini bom," kata dia di lokasi kepada awak media, Kamis, 26 Oktober 2017 malam.
Advertisement
Lukas berlari ke lokasi suara yang berjarak 100 meter dari tempatnya bekerja. Api besar telah melahap pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Dari dalam sayup-sayup terdengar jeritan. Warga yang berusaha membantu kesulitan masuk pabrik.
"Tolong.. tolong.. Saya dengar suara kencang perempuan ramai. Tapi, api besar sudah menghalangi," ucap Lukas.
Satu-satunya pintu keluar masuk pabrik sudah tidak bisa dilalui. Beberapa karyawan pabrik ada yang memanjat tembok untuk menyelamatkan diri.
Warga di sekitar berinisiatif menuju sisi pabrik. Mereka berusaha menjebol tembok dengan martil agar karyawan yang berada di dalam bisa keluar.
Ada tiga titik tembok yang dijebol. Menurut Lukas, situasi diliputi kepanikan.
"(Karyawan pabrik) Ada yang manjat, ada yang merangsek dari tembok yang dijebol," ia menuturkan.
Lukas mengaku kesulitan menggambarkan parahnya kejadian yang merenggut puluhan korban jiwa tersebut. Saat evakuasi, dia melihat seorang wanita yang busananya sudah terbakar berlari keluar gudang.
Warga yang hendak menolong tidak bisa mendekat ke pabrik terlalu lama. Lukas merasakan panas api yang luar biasa.
Api berkobar dari tengah pabrik. Lalu, api menyebar akibat tertiup angin. Lukas merasa napas sesak menghirup bau serbuk mercon yang menyengat.
"Baunya menusuk seperti belerang. Ada juga seperti hujan abu, putih. Itu bubuk-bubuk mercon," ucap dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini