Liputan6.com, Labuan Bajo - Basarnas menghentikan pencarian terhadap dua anak buah kapal (ABK) KM Rajawali, asal Bima, Nusa Tenggara Barat, yang tenggelam saat berlayar di perairan Komodo, Nusa Tenggara Timur. Sejauh ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda kedua korban akan ditemukan.
"Proses pencarian terhadap kedua korban kita hentikan karena hingga proses pencarian selama tujuh hari kedua korban belum ditemukan. Sampai sekarang masih nihil," kata Kepala Kantor Basarnas Kupang, I Nyoman Sidakarya ketika dihubungi di Kupang, Jumat (27/10/2017), dilansir Antara.
Nyoman menjelaskan, hal itu terkait kelanjutan operasi pencarian terhadap kedua korban KM Rajawali asal Bima, Nusa Tenggara Timur yang tenggelam di perairan Komodo, Rabu, 18 Oktober 2017.
Dalam peristiwa itu, enam penumpang termasuk nakhoda KM Rajawali, Haji Amir dilaporkan hilang. Setelah pencarian dilakukan Basarnas bersama tim SAR gabungan terdiri dari unsur TNI AL, Polair, KKP Labuan Bajo serta instansi terkait, berhasil ditemukan empat korban dalam kondisi selamat.
Baca Juga
Advertisement
Empat korban yang ditemukan dalam kondisi selamat itu merupakan warga Desa Rumpe, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, ditemukan di dua lokasi berbeda, yaitu di Pulau Komodo satu orang atas nama Samsudin.
Sedangkan tiga lainnya ditemukan di Pulau Kalong, Kabupaten Manggarai Barat, NTT yaitu HM Amin (45), Samsun (26), dan Eko Patrio (13).
Menurut Nyoman, sesuai standar operasional, pencarian dilakukan selama tujuh hari, tapi kedua korban belum ditemukan, sekalipun Basarnas sudah memperluas area pencarian di daerah itu.
"Sampai saat ini hasilnya masih nihil," tegas Nyoman.
Sekalipun operasi pencarian terhadap kedua korban yang hilang di perairan Komodo itu dihentikan, pemantauan dan koordinasi dengan potensi lainnya tetap dilakukan.
"Jika ada informasi adanya tanda-tanda korban ditemukan maka operasi pencarian akan dilakukan lagi dilakukan Basarnas," kata Nyoman.
Saksikan video pilihan berikut ini: