Liputan6.com, Jakarta - Adik Ketua Umum Partai Gerinda Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo datang menemui Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Tujuan Kedatangan Hashim menemui Anies untuk melamar menjadi Ketua Dewan Pengawas Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan. Menurut dia, Anies telah menyetujui pengajuan itu.
Advertisement
"Saya sampaikan untuk pimpin kebun Binatang Ragunan lagi, dan saya melamar dan beliau setuju," kata Hashim di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 26 Oktober 2017.
Hashim bukanlah sosok asing di Kebun Binatang Ragunan. Pada saat kepemimpinan Gubernur Jokowi, Hashim didampuk menjabat posisi yang sama pada November 2013. Namun, Hashim mengundurkan diri saat kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mundurnya Hashim dibarengi dengan memanasnya hubungan antara Ahok dan Gerindra kala itu.
Saat dipilih menjadi pengawas Ragunan, Hashim berambisi menjadikan kebun binatang itu bertaraf internasional, setara dengan Singapore Zoo. Apalagi kebun binatang Ragunan diklaim yang terbesar kedua di dunia.
"Menjadi yang terbaik di dunia terbuka lebar, tapi itu mungkin dicapai apabila tersedia Rencana Induk (Master Plan) yang baik dan berjangka panjang serta Tata Kelola yang baik dan tekad bersama seluruh pemangku kepentingan," ujar Hashim setelah disahkan menjadi pengawas Ragunan, Rabu 9 Oktober 2013.
Setahun lebih menjabat posisi itu, pada 10 Desember 2014, Hashim mengundurkan diri dari jabatannya. Sebagai gantinya, Ahok menunjuk pengusaha konglomerat Dato Sri Tahir.
Tak jauh berbeda dengan Hashim, Bos Mayapada Grup itu juga berambisi menjadi Taman Margasatawa Ragunan menjadi kebun binatang bertaraf internasional.
Wacana Kincir Raksasa Ragunan
Usai menunjuk Tahir, Ahok mengatakan seluruh biaya pengembangan Ragunan akan ditanggung oleh pihak swasta. Selain itu, jika nanti Ragunan sudah lebih baik, pihaknya akan menerapkan sistem pembayaran nontunai atau e-money bagi setiap pengunjung.
"Nanti ada perubahan besar di Ragunan dan kami tidak malu. Nanti dunia membicarakan bahwa Ragunan jadi tempat konservasi hewan yang berhasil. Pokoknya enggak malu-maluin," tutur Ahok.
Kepada Ahok, Tahir juga berjanji akan mengundang investor untuk ikut membiayai pembangunan wahana kincir raksasa di Ragunan layaknya London Eye di London atau Singapore Flyer di Singapura.
Belum tuntas mimpi Tahir menjadikan kebun binatang Ragunan menjadi yang berkelas internasional. Di bawah gubernur baru, Hashim muncul kembali. Atas dasar kecintaannya terhadap dunia fauna, dia mengaku kembali ingin menduduki posisinya sebagai dewan pengawas, yang saat ini dipegang oleh Tahir.
Adik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto itu pun mengajukan lamaran kepada Gubernur Anies Baswedan. Anies tampak memberi sinyal positif.
Namun, belum diketahui apakah nantinya Anies akan mencopot Tahir dari posisi dewan pengawas, atau menjadikan dua pengusaha kaya itu sebagai dewan pengawas.
Pihak Ragunan hingga saat ini belum mengetahui apakah ada rencana penggantian dewan pengawas dari Tahir ke Hashim. Untuk saat ini, TMR memastikan posisi Dewan Pengawas masih dijabat Tahir.
"Belum ada pemberitahuan, saat ini (Pak Tahir) masih menjabat sebagai ketua dewan pengawas pengelola," ucap Humas TMR, Wahyudi Bambang saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 26 Oktober 2017.
Plus minus Ragunan di Tangan Swasta
Pengamat Perkotaan, Nirwono Joga, menyarankan pengawasan terhadap Kebun binatang Ragunan kepada pihak swasta atau seorang konglomerat, harus memiliki rencana kerja yang jelas.
Jadi, TMR dapat disandingkan dengan kebun binatang taraf internasional ataupun terbaik di dunia. Layaknya kebun binatang di Singapura, Melbourne, London atau San Diego.
"Kalau sekarang ada dua konglomerat berminat membantu mengembangkan TMR, harus ada rencana peta jalan yang jelas dalam waktu singkat," kata Nirwono saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Sebenarnya dengan adanya seorang konglomerat sebagai pimpinan TMR, kata dia, akan lebih memudahkan dalam segi pendanaan, pengembangan, hingga pemeliharaan. Bahkan, secara komersial TMR akan lebih menguntungkan.
"Karena potensi yang dikembangkan dengan tepat dengan mengutamakan konservasi hewan yang ada sangat besar," jelas Nirwono.
Adapun untuk menjadi seorang Ketua Dewan Pengawas Pengelola TMR, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengatakan tak ada proses penyeleksian khusus. Pilihan dari orang nomor satu Ibu Kota akan dilantik berdasarkan surat keputusan gubernur saat itu.
Sehingga saat terdapat pengajuan atau pergantian untuk memimpin TMR, mantan Wali Kota Jakarta Pusat tak mempermasalahkan hal itu.
"Enggak masalah kalau dia mau. Atau yang sudah lama di sana mah diganti Pak Hashim boleh-boleh saja. Itu hanya (pakai) Pergub saja," kata Saefullah di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.
Dia menjelaskan, saat kepemimpinan Ahok, untuk menjadi pengawas di TMR juga tak ada persyaratan khusus. Ahok saat itu hanya berkomunikasi dengan seorang pemuda melalui media sosial Facebook.
"Lupa namanya, dia diangkat menjadi salah satu pengawas hewan. Mungkin sekarang dia sudah tidak aktif," papar Saefullah.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement