Liputan6.com, New York - Hari ini, 28 Oktober 1956, adalah salah satu hari berbeda bagi warga Amerika Serikat. Di layar televisi mereka, tampil sang bintang idola: Elvis Presley.
Bintang Rock n Roll itu tampil dalam acara televis Ed Sullivan Shows sambil mempromosikan single terbarunya Heartbreak Hotel. Setelah itu, Presley ditantang Ed.
Advertisement
"Apakah Anda siap terima tantangan medis?," kata Ed seperti dikutip dari koran The Observer.
"Ya," jawab Elvis.
"Apakah Anda setuju untuk divaksin polio di depan para jurnalis?"
Di depan wartawan, dan para penonton televisi, Elvis setuju untuk disuntik cairan berisi vaksin polio.
Keesokan harinya, foto Elvis bersama dokter di studio CBS menghiasi seluruh surat kabar di AS.
Publisitas dan penggunaan Elvis sebagai 'bintang' vaksin polio membuat kesadaran imunisasi anti-kelumpuhan melonjak. Hal itu diungkap oleh sejarawan di Universitas Cambridge, Stephen Mawdsley dalam paper-nya berjudul Journal of Cultural and Social History.
"Vaksin yang ditemukan dr Salk untuk melawan polio telah diproduksi. Jutaan anak telah divaksin. Namun, remaja yang rentan dengan virus itu belum divaksin," kata Mawdsley kepada Observer setahun lalu.
"Elvis adalah orang yang berjasa untuk mempromosikan vaksin polio itu," lanjutnya.
Ide menggunakan bintang sebagai kampanye vaksi polio digelontorkan oleh National Foundation for Infantile Paralysis dan New York City Health Department. Mereka bekerja sama dengan Teens Against Polio.
Penggunaan Elvis sebagai 'iklan' vaksi polio meningkatkan kesadaran vaksin virus di AS yang tadinya hanya 0.8 persen melonjak hingga 80 persen dalam waktu 6 bulan.
Elvis terus bekerja bagi yayasan itu. Vaksin polio jadi bagian kampanye kesehatan yang dilakukan olehnya.
Menurut Mawdsley, keterlibatan Elvis di belakang kampanye vaksin polio mungkin adalah contoh yang pertama, terbesar dan paling sukses bagi para aktivis kesehatan remaja.
Polio, Momok Menakutkan bagi AS
Poliomielitis atau polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus poliovirus. Penyakit ini pertama kali muncul di Amerika Serikat sekitar tahun 1900.
Epidemi polio pernah melanda kota-kota Amerika Utara dari tahun 1930-an sampai 1950-an dengan ribuan kasus dan kematian.
Penyakit ini biasanya tidak menyebabkan kematian. Gejala umum meliputi demam, kelelahan, sakit kepala, kaku pada leher dan nyeri di tungkai. Beberapa kasus menyebabkan kelumpuhan permanen dan kasus yang jarang terjadi mengakibatkan kematian.
Ketakutan akan polio menjadi meluas di AS. Buku "Polio: An American Story" oleh sejarawan David M. Oshinsky menyebutkan bahwa pemerintah daerah akan menutup tempat-tempat umum dan mengunci kota mereka selama kasus wabah polio.
Beberapa perusahaan menggunakan rasa takut polio sebagai alat untuk menjual desinfektan dan bahkan asuransi kesehatan. Polio menjadi kenyataan dan masyarakat pun semakin semakin terobsesi dengan kebersihan diri dan kebersihan.
Tapi semua itu sia-sia. Polio terus menginfeksi orang Amerika, terutama anak-anak.
Namun, Oshinsky mengulangi bahwa penyakit ini tidak pernah menjadi epidemi yang mengamuk seperti yang digambarkan oleh media. Dia berpendapat bahwa anak-anak lebih mungkin meninggal karena kecelakaan lalu lintas dan kanker.
Polio adalah sebuah realitas Amerika. National Foundation for Infantile Paralysis menuangkan banyak upaya untuk membuat polio sebagai penyakit yang menakutkan dengan harapan dapat memperoleh dana untuk amal dan mensponsori penelitian medis. Pada tahun 1948, yayasan tersebut meminta peneliti medis dan ahli virologi Jonas Salk untuk bergabung dengan jaringan peneliti polio mereka yang terus berkembang.
Dengan dana untuk persediaan dan peneliti, ditambah dengan beberapa percobaan hewan dan manusia serta publisitas, Salk akhirnya mengumumkan penemuan vaksin polio yang efektif pada tahun 1955.
Dokter dan ahli epidemiologi Thomas Francis Jr menyatakan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif.
Setahun kemudian, Elvis menjadi bintang untuk mempromosikan vaksi polio itu.
Selain promosi Elvis untuk menyukseskan kampanye vaksin polio, tanggal 28 Oktober dikenang sebagai tragedi mematikan bagi warga Baku, Azerbaijan. Telah terjadi kebakaran di kereta bawah tanah pada tahun 1995 yang menewaskan 300 orang.
Tanggal yang sama pada 2004, majalah ilmiah Nature menerbitkan laporan penemuan spesies manusia yang baru, Homo floresiensis di Pulau Flores.
Roket dan pesawat kargo milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Orbital Sciences yang bertujuan mengantar pasokan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) meledak hanya beberapa detik setelah lepas landas Selasa malam 28 Oktober 2014.
Pesawat tak berawak, Antares meledak dan mengeluarkan bola api raksasa sesaat setelah diluncurkan dari fasilitas penerbangan NASA, Wallops Flight Facility di Virginia pada pukul 18.22 waktu setempat.