Ini Kabar Buruk Bagi Penggemar Seks Oral

Kaum pria yang merokok dan melakukan seks oral dengan setidaknya 5 pasangan mencapai tingkat risiko 15 persen kanker tengah tenggorokan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 27 Okt 2017, 22:00 WIB
Ilustrasi kegembiraan pasangan. (Sumber Max Pixel)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa kaum pria yang memiliki banyak pasangan seks oral dapat meningkatkan risiko kanker kepala dan leher.

Hal yang sama juga berlaku bagi kaum pria yang merokok. Sehingga, yang masuk dalam kategori paling berisiko adalah kaum pria yang merokok sekaligus memiliki banyak pasangan seks oral.

Memang benar, jumlah orang yang mendapat diagnosis kanker oropharyngeal (bagian tengah tenggorokan) memang sedikit, hanya 0,7 persen dari seluruh kaum pria yang mendapat diagnosa kanker. Diagnosa kanker jenis itu lebih sedikit lagi di antara kaum wanita.

Tapi, suatu penelitian terkini mengungkapkan bahwa jumlah penderita kanker yang berkaitan dengan HPV itu telah menjadi 2 kali lipat dalam 20 tahun belakangan ini.

Menjelang 2020, ada perkiraan bahwa kanker jenis itu di Amerika Serikat (AS) akan menjadi masalah lebih besar daripada kanker kepala rahim (serviks).

Dikutip dari IFL Science pada Jumat (27/10/2017), penulis penelitian bernama Dr. Amber D'Souza mengatakan, "Kebanyakan orang melakukan seks oral dalam hidup mereka dan kami mendapati bahwa infeksi oral oleh HPV penyebab kanker jarang pada wanita, tidak peduli berapa banyaknya pasangan seks oral mereka."

Profesor madya di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health itu melanjutkan, "Di antara pria yang tidak merokok, HPV mulut penyebab kanker jarang ada di antara semua yang memiliki kurang dari 5 pasangan seks oral."

"Namun demikian, kemungkinan mendapatkan infeksi HPV oral meningkat seiring dengan jumlah pasangan seks oral dan ditambah dengan merokok."

Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Annals of Oncology tersebut dilakukan terhadap 13.089 orang berusia antara 20 dan 69 dan pernah diuji untuk infeksi HPV oral.

Para peneliti kemudian menggunakan data kasus dan kematian kanker tengah tenggorokan di AS untuk memperkirakan risiko seseorang dari HPV oral.

Kaum pria yang terlibat seks oral dengan lebih dari 5 pasangan memiliki prevalensi 7,4 persen infeksi oral akibat jenis HPV penyebab kanker. Sementara itu, angka prevalensi hanya 1,5 persen di kalangan pria yang memiliki hanya satu pasangan oral seks atau tidak punya pasangan sama sekali.

Pada mereka yang memiliki 2 hingga 4 pasangan seks oral, risiko meningkat menjadi 4 persen. Merokok memperparah keadaan, sehingga risikonya melonjak menjadi 7,1 persen.

Kaum pria yang merokok dan melakukan seks oral dengan setidaknya 5 pasangan mencapai tingkat risiko 15 persen.

 


Kanker Langka yang Sulit Dideteksi

Foto kanker tengah tenggorokan (oropharyngeal). (Sumber Safe Radiotherapy/Kyle Schmanke)

Dr. Carole Fakhry, salah seorang penulis penelitian sekaligus profesor madya di Johns Hopkins Department of Otolaryngology, menjelaskan melalui pernyataan, "Itu adalah kanker langka."

"Bagi kebanyakan orang, bahaya akibat screening kankernya sebanding dengan manfaatnya karena masalah hasil tes positif palsu dan kecemasan yang diakibatkannya."

"Penelitian kami menunjukkan bahwa identifikasi mereka yang mengidap infeksi HPV oral tidak dengan tepat memprediksi risiko kanker di masa depan, sehingga screening yang mengandalkan deteksi infeksi HPV penyebab kanker merupakan tantangan tersendiri."

"Walaupun begitu, untuk menelaah lebih jauh, kami melakukan penelitian tambahan tentang infeksi HPV oral di antara kaum pria muda yang sehat."

Richard Shaw, seorang ilmuwan Cancer Research UK dari University of Liverpool, pada awal tahun menggugah perdebatan tengan vaksinasi bagi kaum pria muda juga, bukan hanya wanita.

Ia menambahkan bahwa, "Selain vaksinasi melawan HPV, penting juga membantu orang berhenti merokok dan mengurangi alkohol."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya