Liputan6.com, Balikpapan - Selalu ada mutiara muda dalam setiap zamannya. Termasuk dalam bidang musik. Seperti Muhammad Ruyatullah atau Ruya. Ia adalah salah satu anak muda yang gemar memainkan alat musik tradisional suku Dayak yakni sape.
Usianya 18 tahun, alumnus SMKN 3 Balikpapan itu kini aktif mengajar musik daerah. Di komunitas Sape Ansamble Balikpapan Society (SABS), nama Ruya dikenal sebagai anggota termuda.
Menurutnya, tak ada yang perlu dicemaskan ketika anak muda ikut bergerak dalam pembelajaran budaya daerah.
"Alhamdulillah, antusiasme anak-anak muda terhadap alat musik tradisional lumayan tinggi,” kata Ruya.
Baca Juga
Advertisement
Berawal dari kegelisahan ketika menemukan pemain sape berusia muda sangat minim. Ia kemudian bersedia menjadi pengajar Sape dalam kegiatan ekstrakurikuler musik daerah di SMKN 3 Balikpapan. Menurutnya, bermain Sape tak semudah yang dilihat, namun tak sesulit yang diduga. Jika bermain sekadarnya saja, akan mudah. Namun menjadi susah itu kalau harus benar-benar memahami materi atau lagu yang dimainkan.
"Harus dengan perasaan juga biar dapat feel dari sape, tidak asal petik,” kata Ruya yang lahir di Balikpapan 1999 ini.
Ruya juga membuat sape sendiri. Ini didasari pemain sape asli suku Dayak selalu membuat Sape sendiri. Tujuannya, agar menyatu dengan alat musik petik tersebut.Ruya berharap anak muda bangga dengan musik daerah. Begitulah Ruya, si racun cinta budaya lokal di Balikpapan.
Penulis:Raden Roro Mira Budiasih - Finalis Citizen Journalist Academy – Energi Muda Pertamina Balikpapan