Menhan AS di Perbatasan Korsel-Korut: Tujuan Kami Bukan Perang

Hanya beberapa meter dari perbatasan Korea Utara dan Selatan, Menteri Pertahanan AS mengatakan bahwa AS tak menginginkan perang.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Okt 2017, 12:11 WIB
Menteri Pertahanan AS James Mattis (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Seoul - Hanya beberapa meter dari perbatasan Korea Utara dan Selatan, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) tak menginginkan perang.

Dalam pidato yang juga disaksikan oleh tentara perbatasan Korut itu, Mattis mengatakan bahwa AS berkeinginan untuk menghapus seluruh senjata nuklir dari Semenanjung Korea. Mattis juga meminta rezim Kim Jong-un untuk menghentikan tindakan provokatif dan ancaman ke seluruh dunia.

"Seperti yang telah dijelaskan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, tujuan kami bukan lah perang, melainkan denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tak dapat diubah," ujar Mattis yang menyampaikan pidatonya di Panmunjom, seperti dikutip dari The Telegraph, Sabtu (28/10/2017).

Mattis menambahkan bahwa kunjungannya ke Demilitarised Zone (DMZ) yang telah membagi Korea Utara dan Selatan sejak 1953 itu, telah menunjukkan kepadanya atas perbedaan nyata kedua masyarakat tersebut.

Mattis menyebut, Korsel adalah negara demokrasi yang dinamis dan berkembang, di mana masyarakatnya bebas. Sementara, Korut adalah negara dengan rezim yang menindas dan membelenggu rakyatnya.

 


Trump Akan ke Perbatasan Korsel-Korut?

Dalam kunjungan itu, Mattis dikawal oleh Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo. Song mengatakan, negaranya tak akan mengizinkan Pyongyang menggunakan hulu ledak nuklir dan rudal balistik.

"Jika ya, (mereka) akan menghadapi pembalasan oleh gabungan kekuatan Korea Selatan dan AS," ujar Song. Ia menambahkan bahwa kunjungan Mattis dan Tillerson menegaskan kembali kekuatan aliansi AS-Korsel.

Song juga menyerukan Korut untuk kembali ke jalur diskusi bilateral dengan Korsel untuk meredakan ketegangan wilayah.

Kunjungan Mattis ke Korsel sebagian dirancang untuk membuka jalan bagi kedatangan Presiden AS Donald Trump pada awal November 2017.

Sebelumnya, yakni pada 25 Oktober 2017, Trump mengisyaratkan bahwa ia kemungkinan juga akan mengunjungi DMZ.

Ketika ditanya apakah perjalanan ke perbatasan Korea Selatan - Korea Utara itu ada dalam rencana perjalanannya selama kunjungan dua hari itu, Trump menjawab, "Saya lebih suka tak mengatakannya, namun Anda akan terkejut."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya