Di Desa Petir, Orang dengan Gangguan Jiwa Bisa Bekerja

Di Desa Petir, kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disebut sebagai desa yang ramah dengan ODGJ.

oleh Yanuar H diperbarui 28 Okt 2017, 17:00 WIB
Hubungan dan kedekatan antar sesama manusia adalah suatu hal dasar yang kita butuhkan untuk bertahan hidup.

Liputan6.com, Yogyakarta Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bisa ditemukan di beberapa desa. Namun di Desa Petir, kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disebut sebagai desa yang ramah dengan ODGJ.

Kepala Seksi Pelayanan Desa Petir Pratama Windarto mengatakan, ODGJ dibina dan dilatih untuk kembali bekerja. Selain itu, masyarakat juga diajak untuk tidak mengucilkan mereka.

“Ini usaha kami. Walaupun belum banyak, tapi yang jelas kami berusaha nguwongke (memanusiakan) jangan sampai mereka diasingkan, disingkirkan,” katanya, Sabtu (28/10/2017).

Windarta mengatakan, pada tahun 2000-an di desanya ada puluhan ODGJ. Sebagian besar warga ODGJ belum mendapatkan layanan kesehatan karena kebanyakan kurang mampu. Selain itu, letak desanya yang berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Wonosari juga menjadi penyebab sulitnya ODGJ mendapat perawatan.

"Ada satu keluarga yang memiliki dua anak dengan gangguan jiwa. Ini jadi perhatian kami," ujarnya.

Melihat kondisi ini, pemerintah desa lalu membentuk Forum Lentera Jiwa pada tahun 2015 lalu. Ia pun didaulat sebagai ketua. Namun, tidak ada administrasi khusus ataupun program khusus. Programnya hanya mengajak warga untuk lebih peduli dengan ODGJ.

“Yang paling penting lingkungan dulu mau menerima, dan masyarakat diajak untuk membantu dan peduli,”ucapnya.

Windarta menjelaskan, program dan kegiatan pokok lentera jiwa adalah memberikan penjelasan kepada keluarga untuk tidak mengurung ODGJ, dan mau diajak berobat ke rumah sakit. Menurutnya, waktu itu banyak keluarga yang menyimpan anggota keluarganya yang ODGJ sehingga susah diajak untuk periksa di rumah sakit Grasia, Pakem, Sleman.

“Mereka takut keluarganya mengganggu warga lainnya,”katanya.

Berbagai upaya penyadaran warga melalui anggota forum lentera jiwa juga bantuan dari rumah sakit grasia dan yayasan, akhirnya warga merelakan untuk dibawa ke rumah sakit. Warga juga tidak lagi takut berinteraksi dengan ODGJ. Sosialisasi terus dilakukan melalui APBDes Desa Petir menganggarkan Rp2.500.000 untuk sosialisasi tentang pentingnya kesehatan jiwa.

“Saat ini sudah ada 3 ODGJ sudah bisa beraktivitas normal. Sisanya mereka bisa hidup biasa berinteraksi dengan masyarakat meski belum sembuh. Bahkan ada satu sudah kerja di kota Jogja,”ucapnya.

Windarta mengatakan agar ODGJ dapat sembuh pihaknya berupaya agar orang yang sudah sembuh tidak kembali sakit. Salah satunya dengan diberikan kegiatan seperti pelatihan budidaya lele dengan terpal. Tidak hanya itu, orang yang merawat OGDJ juga harus diberikan pekerjaan.

“Mereka harus diberikan kegiatan. Saat ini kita tengah berkoordinasi dengan DKP (Dinas Kelautan Perikanan) untuk memberikan bantuan budidaya lele. Mudah-mudahan tahun 2018 mendatang bisa," katanya.

 

Simak video menarik berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya