Orang Muda Harus Menjadi Agen Penyebar Kabar Baik

Kemenkominfo kembali mengadakan Forum Dialog dan Literasi Media di Kota Kupang setelah lima kota sebelumnya

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 28 Okt 2017, 16:04 WIB
Mediodecci Lustarini (Ides), Perwakilan dari Ditjen IKP Kemenkominfo. (Fotografer : Kevin S Putra)

Liputan6.com, Kupang - Kupang kali ini menjadi kota keenam yang dikunjungi Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menggandeng Konferensi Waligereja Indonesia untuk gelaran Forum Dialog dan Literasi Media. Bekerja sama dengan Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Kupang dan Atambua, ratusan orang muda Katolik (OMK) menjadi sasaran kegiatan yang bertajuk "Taat Agama, Bergaul Harmonis, Sopan Berkomunikasi."

"Gempuran informasi hoaks di medsos berpengaruh pada persepsi masyarakat. Sebagian besar berita bohong berpotensi merusak sendi-sendi kebangsaan. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah terutama untuk mengatasi penyebab juga penyebarannya. Betapa bahayanya jika isu-isu SARA merebak dan menyebar di tengah kondisi masyarakat yang tidak siap menerima gempuran informasi tersebut,"ujar Perwakilan Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Mediodecci Lustarini, di Kupang, Sabtu (28/10).

Seperti di lima kota sebelumnya (Jakarta/Bogor, Malang, Medan, Bandung, Manado), wanita yang kerap dipanggil Ides ini menyebutkan, forum ini merupakan upaya membangun karakter bangsa terutama bagi generasi muda melalui peningkatan literasi media dengan bantuan para penyuluh agama."Tokoh agama dalam hal ini menjadi mitra strategis dalam pendiseminasian informasi yang mencerahkan dan mendidik,"ujar Ides.

Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) Romo Kamilus Pantus menyebutkan bahwa gereja berperan penting dalam mendampingi anak-anak muda menghadapi dunia yang sudah berubah menjadi dunia baru, yakni dunia virtual. "Banyak anak muda yang terlibat dan aktif di dunia baru ini. Kami tidak bisa membiarkan mereka begitu saja. Itu kesalahan besar kalau kami membiarkan,"ujar Kamilus.

Gereja Katolik, menurut Kamilus memandang dunia baru, dunia internet dan situasi buruk dengan maraknya hoaks dan ujaran kebencian serta menyebarnya paham-paham radikal bukanlah sesuatu yang harus dihindari. Orang Muda Katolik (OMK) harus menghadapinya dengan keberanian serta bersama-sama menghadangnya dengan menyebarkan kabar-kabar positif. "OMK harus menjadi agen penyebar kabar baik,"ujar Kamilus.

Kegiatan dua hari sejak Sabtu dan berakhir Minggu (28/10) ini bakal diisi dengan beberapa pemateri dan berbagai latihan membuat konten positif dan membangun seperti membuat meme, vlog dan infografis. 

Selain Romo Kamilus, Perwakilan dari Kemenkominfo dan praktisi media, ada juga Tenaga Ahli dari Kantor Sraf Presiden Alois Wisnuhardana yang bicara tentang perlunya membangun sinergi bersama menghadapi hoaks. Wisnu memberi pemahaman tentang tantangan-tantangan yang dihadapi di dunia virtual dan media sosial yang dilengkapi oleh perwakilan dari Densus 88 Anti Teror.

Dari Mabes Polri mengungkapkan betapa jaringan teroris saat ini sudah memasuki ranah dunia maya/media sosial. Mereka merekrut anak-anak muda dan memanfaatkannya dari jarak jauh, hanya dengan media sosial. OMK, dalam hal ini berperan dalam membangun narasi positif menghadang paham-paham radikal.

"Usai pelatihan peserta diharapkan dapat membuat dan menyebarkan konten positif dengan memperhatikan nilai-nilai yang telah disampaikan. Semoga kegiatan ini dapat menciptakan generasi muda yang optimis, berpikiran positif, religius, menjunjung tinggi nasionalisme, kebhinekaan serta menjadi pengguna media sosial yang bertanggungjawab,"ujar Ides.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya