Liputan6.com, Tangerang - Jenazah Surnah, korban meninggal akibat ledakan dan kebakaran pabrik kembang api di Desa Cengklong Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, berada di rumah duka yang tak jauh dari rumahnya.
Ibu kandung remaja yang kerap disapa Una itu terus memandangi foto sang anak semasa hidup. Dia tidak menyangka bila Kamis 26 Oktober 2017 pagi, anak semata wayangnya pamit bekerja untuk terakhir kalinya setelah menyantap sarapan yang dibuatnya.
Advertisement
Saat ditemui di rumah duka yang hanya beberapa ratus meter dari lokasi kejadian, Tuti mengaku kaget mengetahui pabrik kembang api tempat anaknya bekerja terbakar hebat.
"Orang-orang pada teriak, terus ada api sama asap dan suara ledakan. Saya kaget, langsung inget anak saya," ujar Tuti, Sabtu (28/10/2017).
Setelah api berhasil dipadamkan, Tuti langsung mencari tahu kondisi Surna. Ditemani kerabat, Tuti bergerilya ke tiga rumah sakit tempat para korban selamat mendapatkan penanganan.
Namun, hasilnya nihil. Dengan berat hati, dia mendatangi RS Polri di Kramatjati, Jakarta Timur sesuai arahan polisi. Dia mengaku langsung mengenali jasad buah hatinya.
"Dia emang pakai behel. Dari semua jenazah di situ, cuma anak saya yang pakai," tutur dia.
Meski mendapati anaknya sudah tak bernyawa, Tuti mengaku lega. Jasad putrinya ditemukan dan bisa dibawa pulang untuk dimakamkan.
Hal tersebut sesuai keinginan putrinya yang mendatangi Tuti di alam mimpi. "Saya sempat mimpiin, dia minta pulang. Sekarang saya sudah tenang, bagaimana pun kondisinya, anak saya sudah bisa dibawa pulang," tutur dia.
Kini, keluarga tengah bersiap memakamkan jenazah Surna di TPU Belimbing yang tak jauh dekat dengan kediamannya. Hadir pula di rumah duka Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan untuk mengikuti proses pemakaman. Harry pun menggotong jasad Surnah ke rumah duka.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Foto Gigi
Sementara itu, Tim DVI Polri meminta keluarga korban kebakaran pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang, untuk membawa foto gigi kerabatnya yang diduga terkena tragedi tersebut. Foto gigi ini untuk memudahkan tim dalam mengidentifikasi korban.
"Karena kondisi jenazah yang sisa itu masih sangat parah, kami sangat membutuhkan bantuan dari keluarga untuk memberikan informasi terkait gigi terutama," ujar Ketua Tim DVI Polri Kombes Pramujoko, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat 27 Oktober 2017.
Tak hanya itu, dia mengimbau agar para keluarga korban dapat memberikan informasi yang sangat pribadi kepada Tim DVI. Misal, apakah keluarganya pernah menderita tumor atau memiliki masalah dengan menstruasi.
"Informasi pribadi itu contohnya dikenal hanya paling dekat saja, misalnya ada pernah berobat, ada tumor dalam tubuhnya atau kalau ada tanda-tanda pernah hamil misalnya, tidak menstruasi selama sekian minggu sekian bulan. Itu yang kenal biasanya kan keluarga, biasanya suami atau kadang-kadang pacar, teman dekat," papar Pramujoko.
Dia pun lantas memberikan nomor handphone-nya apabila malu atau tidak enak mengungkap informasi pribadi tersebut secara langsung.
Advertisement