Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan menjadikan Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang Indonesia. Namun provinsi ini harus terlebih dulu meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasinya, seperti bandara dan pelabuhan.
"Makassar, Sulawesi Selatan sebagai gerbang Indonesia ini relevan, namun beberapa fasilitas prasarana seperti bandara dan pelabuhan sudah melampaui kapasitasnya. Oleh karena itu kita harus tingkatkan hingga dua kali lipat," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (28/10/2017).
Advertisement
Dia menjelaskan, konsep Makassar menjadi suatu gerbang Indonesia ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang di atas rata-rata dan solidnya ekonomi di daerah tersebut . Ini merupakan kekuatan Indonesia bagian timur dan menjadikan Sulsel sebagai suatu contoh.
Budi mengatakan jika akan menjadi sebuah gerbang maka kapasitas harus ditingkatkan. "Gerbang itu ditandai dengan kenaikan kapasitas di laut, darat dan udara. Dari sisi udara, kenaikan penumpang pesawat udara sebesar dua kali lipat dan kita harapkan sebagiannya adalah turis. Kita ingin sekali konektivitas tidak hanya ke timur tapi juga ke Filipina, ASEAN tapi juga ke China," jelas dia.
Melalui sisi laut, lanjut Budi, saat ini Indonesia menerapkan konsep Trade Follow The Ship. Ini menunjukkan perhatian pemerintah agar konsep tol laut memberikan suatu sarana pelayaran kapal yang dapat membawa barang sehingga harga bisa menjadi lebih stabil.
"Tol laut berjalan dengan baik dilihat dari penurunan disparitas harga sebesar 20 persen. Contohnya, beras, kemudian harga minyak di seluruh Indonesia sama. Saat ini tugas kita adalah menstimulus agar saudara-saudara di timur punya keberanian, keinginan dan melakukan kegiatan ekonomi dan meningkatkan produksi agar kapasitas kapal dari dari timur ke barat bertambah sehingga Makassar dapat menjadi gerbang Indonesia," kata Budi.
Ke depan, dia berharap peningkatan terjadi baik di semua sektor transportasi di laut, darat dan udara. "Bandar udara kita saat ini terhubung dengan 35-40 bandara internasional. Oleh karenanya kita harus bersaing dengan membuat sentra-sentra pelabuhan yang kuat sehingga ada yang namanya hub, ada satu pelabuhan yang kita andalkan karena tidak semua pelabuhan itu direct call," tandas Budi.