Liputan6.com, Seoul - Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengatakan bahwa ancaman nuklir Korea Utara kini meningkat. Hal itu dikatakannya dalam kunjungan ke Korea Selatan.
Mattis memperingatkan, Korut akan menghadapi respons militer besar-besaran jika negara pimpinan Kim Jong-un itu nekat menggunakan senjata nuklir.
"Korea Utara telah meningkatkan ancaman, di mana hal itu mengarah ke negara-negara tetangganya dan dunia, melalui program rudal dan nuklirnya yang tidak sah," ujar Mattis.
Mattis mengatakan bahwa Korut melakukan tindakan yang melanggar hukum. Ia menambahkan, kolaborasi keamanan AS-Korsel telah memutuskan hal itu masuk kategori 'urgensi baru'.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari BBC, Sabtu (28/10/2017), dalam kesempatan itu Mattis juga menyampaikan bahwa Washington tak dapat menerima nuklir Korut, apa pun alasannya.
Namun, AS masih tetap mengupayakan jalan damai untuk meredakan ketegangan di kawasan. Saat berpidato di perbatasan Korea Utara - Korea Selatan, Mattis mengatakan bahwa Amerika Serikat tak menginginkan perang.
Mattis mengatakan, AS berkeinginan untuk menghapus seluruh senjata nuklir dari Semenanjung Korea. Ia juga meminta rezim Kim Jong-un untuk menghentikan tindakan provokatif dan ancamannya yang liar ditujukan ke seluruh dunia.
"Seperti yang telah dijelaskan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, tujuan kami bukanlah perang, melainkan denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tak dapat diubah," ujar Mattis yang menyampaikan pidatonya di Panmunjom.
Mattis berada di Seoul untuk melakukan pembicaraan pertahanan tahunan dengan Korsel. Sementara itu, sebagian agenda Mattis juga ditujukan untuk membuka jalan bagi Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan mengunjungi Negeri Gingseng pada awal November sebagai bagian dari rangkaian perjalanannya ke Asia.
Rangkaian Ancaman Terbaru Korut
Pada September 2017, Korea Utara melancarkan uji coba nuklir keenamnya, sekaligus yang terbesar.
Nuklir tersebut diperkirakan memiliki kekuatan dari 50 hingga 120 kiloton. Bom 50 kiloton kekuatannya tiga lagi lebih besar dari bom atom yang menghancurkan Hiroshima pada 1945.
Korut juga melancarkan sejumlah uji coba misil, di mana dua di antaranya melintasi daratan Jepang pada Agutus dan September 2017.
Korsel pun mulai mengerahkan sistem pertahanan misil Terminal High-Altitude Area Defence (THAAD) dalam merespons ancaman serangan misil dari Korut.
Awal bulan ini, AS dan Korsel mulai melakukan latihan militer gabungan di perairan di sekeliling Semenanjung Korea. Jet tempur, kapal penghancur, dan kapal induk terlibat dalam latihan itu.
Latihan tersebut membuat geram Korut. Pyongyang pernah menyebut bahwa latihan itu sebagai 'latihan perang'.
Advertisement