Liputan6.com, Jakarta - Budaya Entas-Entas Tengger dan Mecak Tengger ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Pengukuhan ini tertuang dalam sertifikat yang ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyerahkan sertifikat itu kepada Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo HA Timbul Prihanjoko menjelang upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 28 Oktober 2017.
Advertisement
"Kami sangat bersyukur karena salah satu budaya asli masyarakat Tengger sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia," kata Wabup Probolinggo HA Timbul Prihanjoko seperti dilansir Antara, Probolinggo.
Menurut dia, hal itu menunjukan luhurnya nilai budaya yang diwariskan leluhur suku Tengger. Masyarakat, lanjut dia, patut menjaga dan melestarikan budaya bangsa tersebut.
"Masyarakat Tengger yang berada di Kabupaten Probolinggo patut berbangga diri karena budaya Entas-Entas Tengger dan Mecak Tengger sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia," tutur Timbul.
Tokoh Masyarakat Tengger, Supoyo mengatakan, Entas-Entas merupakan salah satu tradisi yang sering dilakukan untuk acara kematian. Entas-entas diartikan sebagai gambaran dari meluhurkan atau mengangkat derajat leluhur yang sudah meninggal, agar mendapat tempat yang lebih baik di alam arwah.
"Dengan kata lain adalah untuk menyucikan roh dari leluhur yang sudah meninggal dunia. Dalam Entas-Entas Tengger itu terdapat urutan yang dilakukan yakni ngresik, mepek, mbeduduk, lukatan dan bawahan," kata Supoyo.
Saat pelaksanaan, orang yang meninggal didatangkan kembali dengan bentuk boneka. Boneka yang diberi nama 'petra' tersebut terbuat dari dedaunan dan bunga, yang nantinya disucikan oleh pemangku adat.
Sebelum prosesi, lanjut dia, juga dibuat kulak atau wadah bambu yang diisi dengan beras oleh keluarga yang bersangkutan. Kemudian keluarga mulai menyiapkan kain panjang untuk dibentangkan. Para keluarga atau kerabat berkumpul di bawahnya untuk mulai membakar boneka petra.
"Makna yang terdapat dalam Entas-Entas Tengger itu adalah untuk mengembalikan kembali unsur-unsur penyusun tubuh manusia. Unsur-unsur tersebut yakni tanah, kayu, air dan panas," ujar Supoyo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mecak Tengger
Sementara Mecak Tengger merupakan istilah yang digunakan untuk menghitung atau mencari tanggal yang tepat untuk melaksanakan upacara-upacara besar, misalnya, Karo, Kasada, maupun Upacara Unan-Unan.
Perhitungannya berdasarkan sistem kalender Suku Tengger yang dinamakan Tahun Saka atau Saka Warsa. Jumlah usia kalender suku Tengger berjumlah 30 hari.
Namun, ada perbedaan penyebutan usia hari, yaitu antara tanggal 1-15 disebut hari. Sementara tanggal 15 sampai 30 disebut panglong.
"Setiap Dukun Sepuh telah mempunyai persiapan atau catatan tanggal hasil Mecak untuk tiap-tiap upacara yang akan dilaksanakan sampai lima tahun ke depan," kata Supoyo.
Advertisement