Liputan6.com, Manchester - Di balik sosok kontroversialnya, Jose Mourinho punya banyak sisi untuk dipelajari. Dari awalnya diremehkan, kegigihannya itu melahirkan sejumlah gelar bergengsi yang mengukuhkannya sebagai salah satu pelatih terbaik dunia.
Kedisiplinan menjadi faktor utama kesuksesan The Special One. Gaya Jose Mourinho yang tegas bahkan sempat membuat sejumlah pemain asuhannya gerah.
Baca Juga
Advertisement
Manajer Manchester United itu telah menjadi sorotan selama 17 tahun. Ia dikenal sosok yang perfeksionis dan selalu menuntut lebih dari para pemainnya.
Jose Mourinho juga memiliki para pemain setia yang bersedia melakukan segalanya untuk pelatih asal Portugal itu di lapangan. Jose Mourinho adalah motivator ulung.
Banyak hal positif yang dapat diambil dari karakter mantan pelatih Real Madrid ini. Berikut 5 hal yang bisa dipetik dari Jose Mourinho dalam sepak bola, seperti dikutip Sportskeeda:
5. Keyakinan
Keyakinan merupakan salah satu faktor sukses Jose Mourinho di pinggir lapangan. Bayangkan, tiap tim yang dikelolanya selalu menghasilkan gelar bergengsi.
Dua juara Liga Champions, dua piala Super Eropa, liga Europa dan delapan gelar liga di empat negara menjadi bukti sahih seorang The Spesial One. Dia telah secara konsisten mengelola klub dalam posisi menguntungkan, entah karena pengaruh finansial atau situasional.
Di antara pelatih yang saat ini aktif, hanya Pep Guardiola (15 piala dalam 10 tahun) yang menjadi pesaingnya. Bahkan musim lalu Manchester United bersamanya meraih Piala Liga dan Liga Europa.
Advertisement
4. Pertahanan Tangguh di Balik Kesuksesan Mourinho
Mungkin tidak adil menuduh Mourinho adalah pelatih yang hanya bertahan. Real Madrid bersamanya bahkan berhasil mengumpulkan 121 gol yang luar biasa dalam perjalanan menuju gelar Spanyol di musim 2011-12.
Akan tetapi memang harus diakui anak asuhnya dibangun dari pertahanan tangguh. Hal itu terlihat jelas pada bagian awal karir pelatihnya. Bersama Porto, timnya kebobolan hanya 19 gol dalam 34 pertandingan di musim keduanya.
Sementara Chelsea yang merebut gelar Premier League dalam musun debutnya musim 2004-05 benar-benar hanya kebobolan 15 gol dalam 38 pertandingan. Itu artinya Chelsea cuma rata-rata kebobolan 0,39 per pertandingan.
Selama 13 musim penuh ia telah menyelesaikan lima klub berbeda, timnya memiliki tingkat kebobolan rata- rata hanya 0,76 gol per pertandingan. Hanya di musim terakhirnya di Real Madrid pernah kebobolan lebih dari satu gol per pertandingan.
3. Tiga Tahun adalah Batas Waktu Melihat Prestasinya
Kekuasaan pertama Mourinho di Chelsea adalah satu-satunya yang buatnya bertahan lebih dari tiga musim. Jika tidak, ada pola untuk lintasannya di masing-masing klub.
Musim pertama biasanya Mourinho langsung beri sukses instan atau digunakan sebagai tahun untuk menyusun. Musim kedua selalu memberikan gelar liga dan ketiga, pemain atau manajemen klub telah bosan dengan metodenya.
Penurunan antara musim kedua dan ketiga sangat jelas dalam dua pekerjaan terakhirnya. Di Real Madrid, musim keduanya membawa sukses meraih gelar liga dengan 100 poin dan selisih gol +89. Pada musim ketiga, Madrid finish di tempat kedua, dengan 85 poin dan selisih gol +61.
Advertisement
2. Suka Kendalikan Emosi Lawan
Ketika pertama kali tiba di Inggris pada tahun 2004, Mourinho langsung buat kejutan. Dia lebih dari senang untuk membuat pernyataan kontroversial dan tidak pernah mundur dari sesi perdebatan verbal.
Manajer asal Portugal itu merasa seperti bisa memancing para manajer lawan dan sukses ambil keuntungan dari situ. Selalu ada seseorang yang salah saat timnya gagal menang, entah itu wasit, kondisi, penjadwalan atau bahkan keberanian lawan yang tidak mau membuka permainan.
Baginya ini merupakan mainan psy-war yang justru menguntungkan, entah itu dari balasan pelatih lai atau lainya. Yang jelas, sejauh ini dia bisa buktikan itu.
1. Kandang Adalah Benteng
Antara Februari 2002 sampai April 2011 di Real Madrid, Mourinho mengumpulkan 150 pertandingan kandang tanpa kekalahan. Hal ini mencakup 38 pertandingan di Porto, 60 dengan Chelsea dan 14 dengan Real Madrid.
Sporting Gijon mematahkan rekornya dengan kemenangan 1-0 di Bernabeu pada 2 April 2011. Namun setelah itu, dalam 45 pertandingan berikutnya secara beruntun Mourinho tak terkalahkan di kandang dan berlanjut pada masa kekuasaa keduanya di Chelsea serta diakhiri dengan kekalahan 1-2 di tangan Sunderland pada bulan April 2014.
Daya sihirnya berlajut ke Manchester United. Mereka masih dalam 21 pertandingan tak terkalahkan di Old Trafford dalam pertandingan liga. Pergi dan menang melawan tim asuhan Mourinho tidak pernah menjadi tugas yang mudah.(Eka Setiawan)
Advertisement