Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus melakukan penyempurnaan strategi promosi, termasuk dalam pemanfaatannya menggunakan media digital. Berangkat dari hal tersebut, Kementerian di bawah komando Arief Yahya ini melalui Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar, menggelar kegiatan "Workshop Standardisasi Penyediaan Informasi Pariwisata".
Mengusung tema "Keterbukan Informasi Publik Bidang Pariwisata di Era Digital", workshop akan berlangsung selama empat hari, mulai 30 Oktober hingga 2 November 2017 di Hotel Royal Tulip Gunung Geulis, Pasir Angin, Gadog, Jawa Barat.
Advertisement
Kegiatan tersebut akan diikuti lebih dari 60 peserta yang terdiri dari kepala dan staf Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar, para kepala dinas pariwisata, direktur sekolah tinggi pariwisata, perwakilan GenPI, media, blogger, dan lainnya.
Beragam pembicara ahli di bidangnya juga akan dihadirkan, sehingga dapat memberi masukan dan informasi dalam memaksimalkan dan meningkatkan kualitas layanan informasi publik. Beberapa pembicara yang akan hadir adalah Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi, Don Kardono, yang akan membahas materi tentang “Penyebaran Informasi Bidang Pariwisata Menggunakan Media Digital, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi yang akan membahas “Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata Pemerintahan Jokowi-JK”, Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo, Rosarita Niken Widiastuti, akan menjadi pemateri ketiga yang akan membahas “Keberhasilan Pemanfaatan Sosial Media Sebagai Media Informasi Publik”, serta Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, yang akan membahas “Keberhasilan Pemanfaatan Sosial Media Sebagai Media Informasi Publik Khususnya di Bidang Pariwisata oleh Pemerintah Daerah”.
Tidak ketinggalan pula entrepreneur yang juga pendiri Helmy Yahya Broadcasting Academy, Helmy Yahya, yang akan membahas “Perubahan Komunikasi Publik dari Konvensional ke Digital”, CEO Good News From Indonesia, Wahyu Aji, yang membahas “Etika dan Norma Standard Dunia Media Sosial dan Bagaimana Menghadapi Sentimen Negatif Publik/Serangan Hoax”, serta Praktisi Komunikasi dan Branding, Rizanto Binol, yang akan membahas “Tren Digital Tourism-Strategi Memenangkan Pasar Pariwisata Dunia”.
Sektretaris Kementerian Kemenpar, Ukus Kuswara, mengatakan bahwa peralihan penggunaan media konvensional ke digital oleh publik untuk mencari informasi yang dibutuhkan semakin hari kian besar. Selain itu, pembagian informasi di platform digital mencapai 70 persen dan penyajian informasi melalui media digital empat kali lebih efektif dibanding media konvensional.
"Sehingga di era teknologi saat ini diharapkan seluruh perangkat Humas mampu untuk berperan aktif menjaga informasi yang disediakan pada publik secara benar, tepat guna, dan tersaji dengan komprehensif. Salah satu alatnya adalah melalui media digital," ujarnya.
Melalui kegiatan workshop tersebut, diharapkan para peserta yang merupakan ujung tombak dalam penyebaran informasi dan promosi pariwisata, dapat meningkatkan pemahaman, pengelolaan, serta pelayanan informasi kehumasan, baik untuk kebutuhan publik eksternal maupun internal. Juga terciptanya kualitas dan kuantitas informasi publik tentang kepariwisataan berbasis digital.
"Juga terpenuhinya transparansi informasi, program kerja, dan kegiatan-kegiatan kementerian maupun dinas, untuk memperoleh dukungan masyarakat," ucap Ukus.
Melalui workshop tersebut pula diharapkan dapat menumbuh kembangkan image positif Kementerian Pariwisata maupun Dinas Pariwisata di daerah, sehingga informasi yang dihasilkan tersaji secara komprehensif, aktual, faktual, dan mudah diakses.
"Tentunya mengoptimalkan penggunaan media digital dalam pelayanan informasi di bidang pariwisata. Dalam kegiatan akan dilakukan perencanaan, penyusunan, dan pembuatan informasi kehumasan yang nantinya akan disebarluaskan melalui media komunikasi digital. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan media atau komunitas lokal yang juga memiliki motivasi untuk kemajuan pariwisata lokal. Menyiapkan draft SOP pelayanan informasi publik yang bisa diterapkan pada pelayanan yang berbasis digital dan juga menyiapkan etika pelayanan prima atau excellent service," kata Ukus.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pun menyambut baik kegiatan workshop yang turut melibatkan para kepala dinas, media dan blogger, serta pihak terkait lainnya. Ia menjelaskan, organisasi publik saat ini menghadapi sejumlah tantangan besar. Pertama, meningkatnya kebutuhan pelayanan informasi yang berbasis digital di organisasi, baik pelayanan kepada publik internal maupun eksternal.
Kemudian, meningkatnya target capaian organisasi yang juga berhubungan dengan kinerja organisasi, terutama dari lingkungan eksternal yang menuntut tingkat partisipasi dan transparansi lebih besar dalam pengelolaan informasi publik. Terakhir, semakin banyaknya pemberitaan negatif, sehingga dibutuhkan management tertentu untuk menghadapinya.
"Diharapkan dengan penyiapan draft SOP pelayanan informasi publik ini, setiap organisasi memiliki mekanisme atau SOP yang tepat guna," ujar Arief.
Inkonsistensi penyediaan informasi publik yang tidak seragam tentunya akan berdampak negatif terhadap citra positif pariwisata Indonesia.
"Transformasi penggunaan media komunikasi berbasis digital di era saat ini perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat untuk memastikan perubahan yang sesuai arah yang baik dan benar," ucap Arief.
(*)