Liputan6.com, Jakarta- Banyak faktor yang mempengaruhi peluang seseorang diterima bekerja di perusahaan impian. Tapi tetap saja, penentu utama nasib kandidat pelamar adalah seorang pegawai personalia atau HRD.
Tiap harinya, mereka akan membuka dan mengecek ratusan bahkan ribuan lamaran yang masuk ke email perusahaan. Mereka pula yang menyortir, mana kandidat yang berhak dipanggil dan melewati proses wawancara.
Baca Juga
Advertisement
Tahukah Anda, waktu seseorang dalam mengirim lamaran ternyata berpengaruh pada kesempatan diterima di perusahaan. Mereka yang mengirim lamaran di waktu yang tepat memiliki peluang lebih besar untuk dikaji oleh pihak personalia.
Lalu kapankah waktu yang tepat itu?
Melansir Business Insider, Selasa (31/10/2017), waktu terbaik untuk melamar ke sebuah perusahaan adalah antara jam 06.00 hingga 10.00 pagi. Lamaran yang diterima pada pukul 19.30 malam memiliki kesempatan paling kecil untuk berlanjut ke tahap wawancara.
Analisis dari situs pencari kerja TalentWorks juga mengungkap, kandidat pelamar juga bisa memanfaatkan waktu selepas makan siang yakni sekitar pukul 12.30 untuk mengirim email lamaran kerja. Waktu ini juga merupakan kesempatan yang bagus karena sebagian besar orang akan menggunakan waktu selepas makan siangnya untuk mengecek email.
Terakhir, kesuksesan email lamaran kerja Anda tak luput dari penulisan subyek email serta kelengkapan data-data yang dibutuhkan. Riset mengungkap, pihak HRD hanya akan membaca email seseorang kurang dari 1 menit. Jadi jangan sia-siakan kesempatan tersebut dengan kesalahan penulisan atau data-data yang tidak lengkap, ya!
5 Tanda CV Ditolak
Salah satu proses yang harus dilalui orang untuk mendapat pekerjaan adalah mengirim lamaran ke perusahaan terkait. Dalam lamaran ini biasanya disertakan pula curriculum vitae (CV) yang menggambarkan identitas serta pengalaman pekerjaan yang telah Anda lakukan.
Demi bisa membuat pihak HRD terkesan, banyak orang yang sengaja memoles CV nya sebaik mungkin. Tapi tak jarang, banyak dari mereka yang kadang memasukkan terlalu banyak detail tidak penting dalam lamarannya.
Alhasil, CV tersebut pun tidak dibaca bahkan dibuang oleh pihak HRD. Apa saja ciri CV yang tidak menarik perhatian HRD? Berikut ulasannya dilansir dari hradvisors.com:
1. Layout CV yang berantakan
Satu hal yang harus diperhatikan oleh pelamar saat mengirim CV adalah tata letak dari CV yang dimiliki. Pihak HRD sangat membenci CV yang berantakan. Hal ini akan menyulitkan mereka untuk mencari informasi yang dibutuhkan
.Akan lebih baik apabila Anda menyusun CV dengan jelas dan terstruktur. Jangan lupa jelaskan pula setiap poin yang Anda tunjukkan dalam CV.
2. Menyertakan tujuan pekerjaan yang standar
Di dalam CV, biasanya banyak orang yang menulis tujuan pekerjaan yang mereka inginkan. Tapi, hindari menulis tujuan pekerjaan yang standar. Pernyataan klasik seperti “Mencari pekerjaan yang menantang dan menawarkan pengembangan professional” sebaiknya tidak perlu Anda tulis.
Akan lebih baik apabila Anda fokus ke pekerjaan yang diinginkan dan hanya jabarkan pengalaman dan kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
Advertisement
Selanjutnya
3. Menjelaskan riwayat hidup terlalu detail
Hindari juga untuk menjelaskan riwayat hidup yang terlalu detail. Contohnya, dibanding menuliskan riwayat pendidikan dari SD, Anda cukup mencantumkan pendidikan yang ditempuh di tingkat perguruan tinggi.Jangan lupa juga untuk memasukkan informasi riwayat pekerjaan yang berkaitan dengan profesi yang Anda lamar.
4. Data pribadi yang tidak relevan
Terlalu panjang menjelaskan data pribadi juga menjadi pertanda bahwa CV Anda tidak akan dibaca oleh pihak perusahaan. Di bagian data pribadi, Anda cukup mencantumkan data standar seperti nama, alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi dan email untuk memudahkan HRD menghubungi Anda nantinya.
5. Hanya punya kemampuan umum
Kemampuan umum seperti bisa mengoperasikan komputer atau menggunakan Microsoft Office sebaiknya tidak perlu Anda cantumkan dalam CV. Akan lebih baik apabila Anda menuliskan kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan yang di lamar.
Contohnya, apabila Anda melamar sebagai humas, Anda bisa mencantumkan sertifikasi pekerjaan yang pernah di dapat untuk bidang itu, ataupun daftar klien yang pernah bekerja dengan Anda.