Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan, saat ini kondisi pasokan listrik di sistem Khatulistiwa Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami kelebihan pasokan. Dengan begitu siap melayani investasi baru di wilayah tersebut.
General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat Richard Safkaur mengatakan, sebagai bukti kecukupan pasokan listrik, PLN sepakat memasok listrik ke dua calon pelanggan besar, yaitu fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina milik PT Dinamika Sejahtera Mandiri (DSM) yang berlokasi di Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau dan pengembangan kawasan real estate PT Kurnia Jaya Raya (KJR).
"Setelah beberapa proyek pembangkit di Kalbar berhasil COD (Commercial Operation Date), diharapkan akan diikuti dengan peningkatan penjualan terutama untuk pelanggan industri dan bisnis," kata Richard, di Jakarta, Senin (30/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Pembangunan smelter alumina DSM akan dimulai pada 2018 dan selesai pada 2020. PLN Wilayah Kalimantan Barat akan memasok kebutuhan listriknya sebesar 150 Mega Volt ampere (MVa) pada 2020.
"Di Kalimantan Barat, industri pengolahan hasil tambang memang menjadi salah satu sektor yang diminati oleh investor. Sebelumnya pada 2016, PLN juga menandatangani MoU penyaluran tenaga listrik untuk pabrik Smelter Grade Alumunia Refinery (SGAR) dengan kapasitas 2 juta ton per tahun dengan kapasitas daya 100 MW," papar Richard.
Calon pelanggan berikutnya adalah pembangunan proyek pembangunan kawasan mal, apartemen serta perumahan di Kubu Raya oleh KJR. Proyek tersebut akan dimulai pada 2018 dan direncanakan selesai pada 2023.
Komisaris Utama KJR Swadono Adijanto menuturkan, pusat bisnis terintegrasi yang akan dibangun perusahaannya membutuhkan pasokan listrik 20 MVa. PLN pun sudah menyanggupi permintaan tersebut.
"Terima kasih atas kesediaan PLN dalam menyediakan listrik untuk kami. Semoga dengan dukungan ini, proyek kami dapat berjalan lancar," ungkap Swadono.
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Machnizon menuturkan, setelah penandatanganan kerja sama tersebut, PLN Wilayah Kalimantan Barat akan mulai mempersiapkan pembangunan infrastruktur penunjang untuk mengalirkan listrik ke dua pelanggan tersebut.
"Listrik kami di Kalimantan sudah cukup dan kami siap melayani para investor yang datang di Kalimantan Barat. Kita sama-sama punya milestone. Jadi ketika pabrik Bapak jadi, pembangkit kami untuk menyuplai pabrik Bapak juga jadi. Jadi pengusaha tidak perlu membangun pembangkit lagi," tutur Machnizon.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Pasok Listrik ke Desa di Riau
Sebelumnya, PT PLN (Persero) memberikan kado berupa pasokan listrik untuk warga pada 13 desa di Riau. Hal ini dalam rangka merayakan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-72.
General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) M. Irwansyah Putra mengatakan, PLN mempersembahkan bukti nyata komitmen PLN bagi masyarakat Riau pada Hari Listrik Nasional ke-72. Ini berupa penyalaan listrik yang pertama kali di 13 desa yang tersebar di enam Kabupaten & Kota Riau.
Dia mengungkapan, sebagai wujud kerja nyata terangi negeri PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau mempersembahkan infrastruktur keteganalistrikan yang terpasang di 13 desa, berupa Jaringan Tengangan Menengah (JTM),trafo distribusi,Jaringan Tegangan Rendah (JTR).
"Infrastruktur tersebut telah lolos uji sertifikasi operasi dari Direktorat Jendral Ketenagalistrikan siap untuk dialiri listrik agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan taraf hidup, mencerdaskan warga, dan mendorong tumbuhnya usaha baru khususnya di 13 desa," kata Irwansyah, di Jakarta, Jumat 27 Oktober 2017.
Irwansyah mengungkapkan, dengan bertambahnya 13 desa berlistrik di Riau, jumlah desa yang berlistrik menjadi 1.606 desa dari 1.835 desa yang ada. Hal itu mendorong rasio desa berlistrik bertambah menjadi 86,7 persen yang akan mencapai 91,58 persen di akhir 2017 dan tercapai 100 persen pada 2019.
Irwansyah menuturkan, dalam membangun infrastruktur listrik desa, PLN menemui kendala, seperti kondisi geografis di Riau terutama akses jalan menuju desa yang belum bisa dilewati kendaraan pangangkut material jaringan listrik. Akhirnya hanya bisa diangkut melewati sungai.
Di samping itu juga, masih ada warga yang belum rela pohonnya ditebang agar jaringan listrik PLN bisa melewatinya. Selain itu, banyak tanah gambut yang harus dilewati, sehingga di saat memasang tiang listrik perlu waktu untuk membuat pondasi di lahan gambut tersebut agar tidak amblas. Serta masih ada pelanggan yang tidak mau menggunakan meter listrik prabayar saat mendaftarkan sebagai calon pelangan.
"Meski banyak kendala yang PLN jumpai tidak menyurutkan niat PLN untuk menyelesaikan pembangunan listrik desa yang masih ada sekitar 250 desa lagi di Provinsi Riau," tutur Irwansyah.
Advertisement