160 Kostum Bertema Gunung Ijen Hadir di Banyuwangi Ethno Carnival

Banyuwangi kembali menggelar Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) pada 11 November 2017 dengan 160 busana bertema Majestic Ijen

oleh Dian Kurniawan diperbarui 30 Okt 2017, 19:30 WIB
Banyuwangi Ethno Carnival menggelar karnaval etnik dengan tema Majestic Ijen pada 11 November 2017 (Foto: Liputan6.com/Dian kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta Banyuwangi kembali menggelar parade kolosal karnaval etnik, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), pada 11 November 2017. Pergelaran kostum bernuansa kearifan lokal yang rutin digelar tiap tahun ini akan mengangkat tema Majestic Ijen dengan menampilkan 160 kostum karnaval.

Sebanyak 160 busana karnaval tersebut dibagi menjadi tiga tema, yaitu Api Biru (Blue Fire), Belerang, dan Landscape. Tema Api Biru mewakili fenomena blue fire yang dimiliki oleh Gunung Ijen.

Blue fire selama ini menarik perhatian ratusan ribu wisatawan yang datang ke Gunung Ijen setiap tahunnya. ”Pada tema Api Biru, desain kostum akan didominasi warna biru tentu saja dengan hiasan ornamen yang menggambarkan nyala api berwarna biru,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata M.Y. Bramuda.

Selanjutnya tema Belerang, menggambarkan Ijen yang memproduksi gas sulfur sebagai pembentuk belerang. Sementara tema Landscape mewakili pesona Ijen lainnya berupa lereng perbukitan maupun tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar pegunungan tersebut.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas konsisten mengangkat seni dan budaya sebagai salah satu prioritas pembangunan. "Seni budaya kita yang sangat kaya adalah modal untuk membangun daerah, menjadi pilar terwujudnya masyarakat yang berkepribadian, dan punya etos untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik," ujar Anas, Senin (30/10/2017).


Banyuwangi Ethno Carnival

Dia menambahkan, sejak digelar 2011 lalu, BEC selalu mengeksplorasi kebudayaan lokal, tari gandrung, ritual kebo-keboan, tradisi pernikahan masyarakat suku Using, hingga seni barong kemiren.

"BEC mungkin secara kasatmata hampir sama dengan karnaval yang diselenggarakan di berbagai daerah. Namun, kami mempunyai ciri tersendiri yang menjadi pesonanya, yakni tema busana yang selalu menyajikan kekayaan tradisi dan budaya lokal. Inilah yang membuat kami berbeda,” kata Anas.

Selain itu, yang membuat BEC berbeda adalah musik pengiring BEC diaransemen khusus oleh seniman Banyuwangi dengan menyesuaikan tema yang diangkat.

"BEC adalah sarana bagi seniman dan budayawan Banyuwangi untuk menyajikan karya terbaiknya. Alhamdulillah selama ini terus mendapat apresiasi positif dari para pengunjung dan wisatawan,” lanjut Anas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya