Liputan6.com, Jakarta Saat Erika Hurt pertama kali melihat foto dirinya sendiri yang lagi overdosis di dalam mobil, ia sangat malu. Ia pun dipenjara karena dirinya hampir mencelakai bayinya yang ikut di mobil.
Pada waktu itu, Erika tak sadarkan diri di kursi pengemudi dengan jarum di tangan kirinya. Foto pun diambil oleh seorang polisi, tepat sebelum petugas medis membangunkannya. Foto tersebut dipubliaksikan pada 22 Oktober 2016 di internet dan menarik perhatian masyarakat luas terhadap penyalahgunaan heroin di Hope, Indiana kecil.
Advertisement
"Mereka mengekspos saya dan kecanduan heroin ke seluruh dunia. Saya pikir itu mengerikan," ujar Erika, yang berusia 26 tahun, dikutip dari NBC News, Selasa (31/10/2017).
Sejak melihat foto dirinya yang overdosis, Erika berubah pikiran. Ia harus sembuh dan lepas dari kecanduan heroin.
Pada hari Minggu, 22 Oktober lalu, Erika memperingati setahun tayangan fotonya yang overdosis. Ia memasang foto itu di Facebook dan menyebutnya, "momen terburuk dalam hidup.”
"Pada titik ini, saya pikir itu (foto overdosis) adalah hal yang baik. Karena saya dapat melihat ke belakang (masa lalu) dan melihat siapa diri saya sebenarnya," kata Erika.
Berubah lebih baik
Petugas polisi yang merilis foto Erika yang overdosis, Hope Town Marsekal Matt Tallent, mengatakan, dirinya tidak bermaksud untuk mempermalukan Erika. Intinya, foto itu untuk mengirim pesan bahaya heroin.
Tallent yakin foto overdosis dapat membantu dan menyelamatkan Erika."Saya ingin dia (Erika) sadar atas semua yang terjadi padanya. Dari kecanduan heroin sampai bangkit kembali (bebas dari kecanduan). Ini adalah kisah kesuksesan," kata Tallent.
Hurt menelusuri kecanduannya terhadap heroin. Erika pernah diberi obat penghilang rasa sakit saat usianya 15 tahun. Ia pun ketagihan lalu obat yang diminum beralih menjadi heroin. Ia sering mencuri waktu untuk konsumsi heroin.
Erika berhasil berhenti minum heroin saat ia hamil hingga anak pertamanya, Parker lahir tahun 2015.
Jalani rehabilitasi
Akibat berhenti minum heroin membuat Erika kambuh dan menyentuh heroin lagi. Ia akhirnya dibawa ke rehabilitasi selama dua minggu untuk menyembuhkan kecanduannya. Namun, sekembalinya menjalani perawatan pada Oktober tahun lalu, ia sempat membeli sebungkus heroin sambal membawa anaknya berkeliling kota dengan mobil.
Sayangnya, ketika Erika tak ingat ternyata dirinya tak sadarkan diri dan dibawa ambulans. Ia mengetahui, heroin yang telah ia beli dicampur dengan morfin. Kini, Erika sudah bisa mengatasi kecanduannya.