Liputan6.com, Jakarta Jelang hari pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution pada 8 November 2017, putri Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akrab disapa Ayang menggunggah foto prewedding. Romantisme manis terlihat lewat foto-foto prewedding berlatar taman, gunung, candi, dan pantai.
Tak cuma Ayang-Bobby, pasangan muda lain sekitar satu dasawarsa terakhir juga semangat membuat foto prewedding. Banyak yang memiliki konsep matang menggunakan jasa fotografer profesional yang mengeluarkan rupiah tidak sedikit. Lantas, seberapa penting pasangan yang jelang menikah membuat foto-foto berdua?
Advertisement
Menurut psikolog keluarga Anna Surti Ariani, foto prewedding lebih berperan sebagai pemanis. Selain diunggah ke media sosial juga pemanis saat di resepsi. "Contohnya nih, kalau ada resepsi kan bagus tuh kalau ada pajangan foto-foto mereka berdua," katanya saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Senin (30/10/2017).
Usai hari pernikahan, foto prewedding masih memiliki manfaat. Psikolog yang akrab disapa Nina mengatakan saat melihat foto kemesaraan di masa lalu bisa mengingatkan makna sebuah pernikahan.
Senada dengan pernyataan Nina, psikolog yang juga dosen Universitas Fakultas Psikologi Ukrida Jakarta Jovita Maria Ferliana memaparkan foto prewedding itu penting.
"Pentingnya untuk apa? Untuk kenangan, ini akan menjadi memori atau kenangan di mana mereka tidak akan terulang lagi di sepanjang perjalanan kehidupan," kata Jovita.
Saat sudah menikah, terkadang ada pertengkaran-pertengkaran kecil. Kehadiran foto-foto prewedding atau foto kebersamaan yang dipajang di dinding atau disimpan rapi itu, bisa mengembalikan makna pernikahan yang dulu dibangun.
Akan lebih baik, kata Jovita, jika lokasi pemilihan prewedding yang punya kesan mendalam bagi pasangan. Misalnya tempat pertama bertemu atau tempat kencan pertama.
"Jadi, kalau misalnya sepanjang perjalanan pernikahan ada badai rumah tangga, biasanya konselor pernikahan akan meminta mengenang masa-masa indah. Akan lebih mudah mengingat dengan melihat foto bersama dulu. Pasangan kemudian diminta untuk menceritakan perasaannya saat itu," ujar wanita berpraktik di RS Royal Taruma Jakarta Barat ini.
"Alangkah bagusnya jika di foto-foto prewedding itu ada tulisan atau quote sesuai perasaan. Jadi kalau balada rumah tangga itu datang, dengan melihat foto dengan tulisan itu, direcall-nya (perasaan cinta saat itu) lebih gampang," tambahnya.
Dengan mengingat kembali masa-masa indah dulu, pikiran pasangan yang sedang bertengkar jadi lebih luas. Pasangan yang tadinya berpikir kehidupan pernikahan hanya berisi masalah, dengan diingatkan lewat foto rupanya banyak hal manis dan berharga yang lebih besar daripada pertengkaran yang terjadi.
Saksikan juga video menarik berikut:
Bukan yang utama
Walau penting, tak perlu memaksakan membuat foto prewedding. Jika dana tidak cukup atau budaya melarang bisa dikomunikasikan dengan pasangan untuk mencari win-win solution.
"Kembali lagi ke kesepakatan berdua," papar Jovita.
Selain itu, foto prewedding juga bukan hal amat penting dalam persiapan pernikahan. Ada yang lebih penting dari itu. "Yang paling penting persiapan fisik dan psikologis dari masing-masing pihak untuk kehidupan berumah tangga," tutupnya.
Advertisement