Liputan6.com, Semarang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menunjukkan spontanitasnya kembali ketika berada di tengah kemacetan lalu lintas. Senin (30/10/2017) sebenarnya Hendi sudah berjanji akan ngopi bersama dengan beberapa anak muda kreatif.
Wali kota yang suka open mic ber-stand up comedy ini kemudian berangkat selepas salat Ashar dari kantor wali kota menuju tempat mereka janjian. Namun ketika sampai di Jalan Dewi Sartika, Gunungpati, ternyata lalu lintas sangat padat dan macet.
Menunggu lima menit mobil yang ditumpangi tanpa pengawalan itu tak bergerak, Hendi membuka pintu mobil. Ia langsung berjalan kaki keluar ingin melihat simpul kemacetan.
"Pak mari saya bonceng," seorang warga menawari.
Baca Juga
Advertisement
Hendi tersenyum dan ia langsung duduk di boncengan. Oleh pemiliknya ia diingatkan untuk mengenakan helm. Hendi menurut apa kata warga.
"Helm itu untuk keselamatan, bukan karena takut ditilang Pak," kata warga tadi.
Mereka berboncengan kemudian mengambil jalur kanan menuju simpul kemacetan. Sepanjang perjalanan Hendi melihat salah satu penyebab kemacetan adalah ketidaktertiban, terutama yang berkait dengan pelanggaran marka jalan.
"Tiap hari macet gini mas?" Hendi bertanya pada salah seorang pengguna jalan.
"Di depan ada truk ngglender (terguling) Pak," kali ini yang menjawab adalah pengguna jalan yang berlawanan arah.
Karena sepeda motor tak bisa melanjutkan membelah kemacetan, Wali Kota Semarang kemudian berjalan kaki cukup jauh. Ia berjalan hingga di tempat truk terguling yang menghalangi sebagian ruas jalan.
Hendi kemudian berkoordinasi dengan polisi yang sudah berada di lokasi dan membantu mengatur lalu lintas, sehingga meskipun merayap, namun dua arah bisa berjalan bergantian. Merasa kasihan dengan polisi, Hendi menelepon Kepala Dinas Perhubungan.
"Pak polisi itu lelah. Meskipun itu sudah tugasnya, tapi kita juga harus memberi apresiasi. Kalau pengguna jalan ya dengan cara mengikuti apa yang ia komandokan. Wali kota punya dinas perhubungan, dan itu yang bisa saya lakukan untuk membantu. Saatnya kita bekerjasama, bukan saling maido (tidak percaya)," kata Hendi kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon setelah ia terbebas dari kemacetan.
Di sepanjang perjalanan selain harus menembus dan mengurai kemacetan, Hendi juga harus melayani sodoran tangan warga yang ingin bersalaman.
Kemacetan lalu lintas itu bisa terurai membutuhkan waktu cukup lama. Setelah beberapa petugas dinas perhubungan berada di lokasi dan arus mulai lancar, Hendi melanjutkan perjalanannya.
"Telat sampai lokasi nggak ppa. Semoga saya ditunggu dan tetap kebagian kopinya. Ini kopi hasil racikan anak muda Semarang. Kapan yuk Liputan6.com ngopi bareng. Anggap saja ini perjuangan, nanti kopinya pasti enak banget. Hidup memang seperti nyruput kopi, ada pahitnya, ada manisnya jika kita kelola. Semua tergantung kita dalam mengelola hidup," kata Hendi.