Liputan6.com, Madrid - Pemimpin Catalonia yang digulingkan, Carles Puigdemont, dan sejumlah anggota kabinetnya melarikan diri ke Belgia beberapa jam sebelum Jaksa Agung Spanyol, José Manuel Maza, mendakwanya dengan tuduhan pemberontakan, penghasutan dan penyalahgunaan dana publik.
Tak lama setelah dakwaan diumumkan pada hari Senin waktu setempat, media Spanyol melaporkan bahwa Puigdemont dan lima mantan menteri telah bertolak ke Marseilles sebelum akhirnya terbang ke Brussels. Mencuat spekulasi bahwa mereka berniat untuk mendirikan pemerintahan di pengasingan atau mencari suaka.
The Guardian pada Selasa (31/10/2017) melansir bahwa keberadaan Puigdemont di Brussels dikonfirmasi oleh pejabat Spanyol.
Kabar kaburnya Puigdemont ke Belgia ini beredar setelah akhir pekan lalu Menteri Urusan Suaka dan Migrasi Belgia Theo Francken menyatakan bahwa mantan pemimpin Catalonia itu dapat mencari perlindungan di negaranya.
"Jika Anda melihat situasi saat ini, hukuman penjara dan penindasan yang dilakukan Madrid maka pertanyaannya jelas. Apakah orang seperti dia akan mendapat kesempatan untuk menjalani persidangan secara adil?" tutur Francken seperti dikutip dari BBC.
Baca Juga Advertisement
Spanyol menolak mengakui hasil referendum kemerdekaan yang diselenggarakan pemerintahan Puigdemont pada 1 Oktober 2017. Langkah itu disebut melanggar hukum Spanyol.
Setelah parlemen Catalonia mengumumkan kemerdekaannya pada Jumat lalu, pemerintah Spanyol menyatakan mencabut otonomi daerah tersebut dan mengendalikannya langsung dari Madrid.
Adapun Menteri Urusan Suaka dan Migrasi Belgia berasal dari partai Aliansi Flandria Baru yang diketahui memiliki hubungan dekat dengan Puigdemont Cs.
"Orang-orang Catalonia yang merasa terancam secara politis dapat meminta suaka di Belgia, termasuk Presiden Puigdemont. Itu 100 persen legal," tegas Francken.