Kehadiran Kendaraan Listrik Bisa Tekan Impor Bahan Bakar

Keberadaan kendaraan listrik di Tanah Air, dipercaya mampu menekan laju impor bahan bakar minyak. Pasalnya, separuh lebih masih impor.

oleh Arief Aszhari diperbarui 31 Okt 2017, 15:40 WIB
Viar Q1 sudah laik jalan dan telah dilengkapi STNK serta plat nomor polisi. (Herdi Muhardi)

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan kendaraan listrik, tepatnya motor listrik di industri otomotif Tanah Air mulai berkembang cepat. Setelah Viar Q1, menyusul motor listrik besutan Garansindo Group dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang siap mengaspal tahun depan.

Dijelaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, pihaknya tengah berkonsentrasi dengan motor listrik, karena sesuai dengan kebijakan energi nasional (KEN), dan kemandirian energi nasional.

"Jadi, bakal menahan laju impor bahan bakar kita karena bahan bakar kita separuh lebih masih impor, dan bakal lebih hemat tentunya," jelas Jonan saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (30/10).

 

Dijelaskan Jonan, saat ini produksi minyak mentah Indonesia mencapai 800 ribu barel per hari (bph), sementara konsumsi BBM mencapai 1,6 juta bph.

Untuk menutupi kekurangan produksi minyak mentah dalam negeri, dipasok dari impor. Jika penggunaan kendaraan listrik sudah masif, diharapkan dapat meredam kenaikan impor minyak.

"Kita bisa sekurangnya tidak naik, minyak kita produksi 800 ribu barel, konsumsi kita 1,6 juta,"

Lanjutnya, untuk motor listrik jika berbicara hitung-hitungan jarak dan daya listrik memang jauh lebih irit. Dengan kecepatan 60 km sampai 70 km, dan dengan jarak tempuh 60, untuk konsumsi energinya mencapai 2 kWh.

Dengan asumsi tersebut, jika harga listrik Rp 1.400 per kWh, maka biaya yang dikeluarkan sekira Rp 2.800 sampai Rp 2.900.

Nah, jika dibandingkan dengan motor konvensional, dengan jarak tempuh yang sama konsumsi bahan bakar mencapai 1,5 liter, dengan biaya Rp 10 ribu.

"Kalau motor biasa, Rp 10 ribu untuk bahan bakar RON88, ini (motor listrik) lumayan untuk masyarakat," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Menteri Jonan sudah punya Viar Q1

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, ternyata langsung jatuh hati dengan motor listrik, Viar Q1. Bahkan, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perhubungan ini sudah membeli satu unit Viar Q1, sebelum sang menteri mencoba langsung motor yang dibanderol Rp 16,7 juta ini di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).

Seperti dikutip dari bisnis Liputan6.com dari keterangan tertulis Kementerian ESDM, proses pembelian Viar Q1 yang dilakukan Ignasius Jonan terbilang unik.

Diawali saat Jonan bertemu dengan salah seorang stafnya, ketika dia menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, pada Sabtu (28/10/2017).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya