Liputan6.com, Jakarta Anak-anak merupakan salah satu kunci mengatasi masalah ketahanan pangan dan perubahan iklim di Indonesia.
Advertisement
Peggy Liu, Ketua Joint US-China Collaboration for Clean Energy (JUCCCE), sebuah LSM yang bergerak di bidang kesehatan di Tiongkok membagi pengalaman bagaimana mereka mengedukasi anak-anak mengenai makanan sehat dan ramah lingkungan sejak usia dini.
“Makanan merupakan solusi terbesar dalam melawan pemanasan global. Kita bisa mengubah ini dengan sebuah intervensi yang sederhana, yaitu edukasi mengenai makanan kepada anak-anak,” ujar Peggy di salah satu sesi Asia Pacific Food Forum (APFF) di Jakarta, Senin (30/10).
Food Heroes adalah salah satu upaya mengedukasi anak-anak mengenai makanan yang diinisiasi oleh JUCCCE.
Program ini mengajarkan anak-anak di Tiongkok bagaimana cara memilih makanan yang baik untuk mereka dan juga baik untuk planet dengan menggunakan kartu flash.
Dengan mengubah pola makan ke menu berbasis buah-buahan dan sayur-sayuran, anak-anak bisa menurunkan emisi gas rumah kaca mereka sebanyak 40 persen di Tiongkok.
Memproduksi buah dan sayur membutuhkan jauh lebih sedikit sumber daya, seperti air dan lahan, dibandingkan dengan daging, sehingga emisi gas rumah kaca yang dihasilkan juga jauh lebih sedikit.
Peggy ingin mereplikasi program ini di Indonesia. Oleh karena itu, kartu flash yang tadinya dalam Bahasa Mandarin, telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Pendidikan tentang makanan sehat dirasa penting di Indonesia, di mana angka pengidap obesitas pada anak-anak berlipat ganda menjadi tiga kali lipat, menurut studi global yang dirilis di New England Journal of Medicine di bulan Juni 2017.
Mereka berpotensi mengidap berbagai jenis penyakit setelah dewasa, antara lain diabetes, penyakit jantung dan kanker.