Menikmati Malioboro yang Lengang di Tiap Selasa Wage

Tiap Selasa Wage, Jalan Malioboro Yogyakarta akan tampak sepi dan bersih dari Pedagang Kaki Lima (PKL), andong, dan becak.

oleh Yanuar H diperbarui 31 Okt 2017, 13:30 WIB
Tiap Selasa Wage, Jalan Malioboro Yogyakarta akan tampak sepi dan bersih dari Pedagang Kaki Lima (PKL), andong, dan becak. Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Hari ini untuk kedua kalinya Malioboro kembali bebas dari Pedagang Kaki Lima (PKL), andong, dan becak mulai pukul 00.00 WIB.

Emmawati wisatawan asal Palembang mengaku baru mengetahui program Selasa Wage Malioboro ini. Namun demikian, dirinya mengaku senang dengan kondisi Malioboro saat ini. 

"Saya baru tahu dikiranya karena masih pagi ya. Jadi ya sepi. Ternyata memang sepi ya bagus deh lebih nyaman," ujarnya di Malioboro Selasa (31/10/2017).

Emma mengaku, dengan adanya program ini, pengunjung Malioboro dapat menikmati suasana jalan tersebut dengan lelauasa. Ia melihat wisatawan dan warga bisa beraktivitas dengan lebih nyaman.

"Itu ada anak-anak TK bisa aktivitas dengan enak. Asyik ini bisa jadi contoh," ujarnya.

Sementara itu, Agus salah satu warga yang ikut "reresik Malioboro" mengaku sudah membersihkan kawasan Malioboro sejak pagi tadi. Semua sisi di jalan Malioboro dibersihkan dari sampah dan limbah PKL. Sehingga saat wisatawan datang di pagi hari semuanya sisi di Malioboro sudah bersih.

"Dari jam 06.00 pagi tadi. Kita sapu dari Abu Bakar Ali sampai titik nol," katanya.

Wali kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, Malioboro menjadi milik semua orang yang datang ke Yogyakarta. Sehingga keberadaan Malioboro selalu dinikmati bersama. Sehingga kesempatan wisatawan menikmati Malioboro yang lengang dapat dilakukan setiap Selasa Wage.

"Selasa Wage 26 September lalu sudah berjalan baik sekarang lebih baik. Pemerintah dan warga berkompromi selama 35 hari sekali kita sembari melakukan improvisasi," ujarnya.

 

Anak-anak TK memanfaatkan Jalan Malioboro yang lengang untuk bermain dan melakukan aktivitas luar ruangan. Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Haryadi mengapresiasi pedagang Malioboro yang mengistirahatkan Malioboro selama satu hari. Menurutnya, ini bukan program pemerintah semata, tapi program dari semua elemen masyarakat. Baginya, ada tiga hal yang harus selalu terjaga di Malioboro, yaitu bersih, tertib, dan aman.

"Ini bukan pengosongan semata, tapi kegiatan masyarakat dan pariwisata. Terus improving yang baik-baik kita catat dan tingkatkan. Ini komitmen Pemkot dan warga. Wujudkan Malioboro tertib bersih dan aman," ujarnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, Yunianto Dwisutono mengatakan, setiap Selasa Wage Malioboro akan memiliki tema sendiri. Seperti pembersihan cat di beberapa tembok dan outlet di Malioboro.

 

Lengangnya Jalan Malioboro tiap Selasa Wage dijadikan momentum untuk membersihkan dan memperbaiki fasilitas yang kotor dan rusak. Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Yunianto mengatakan, ke depan acara seperti ini dapat dilakukan secara mandiri. Termasuk akan ada beberapa acara untuk mengisi di pedestrian Malioboro. Langkah ini sebagai improvisasi untuk meningkatkan layanan wisatawan di Malioboro.

"Nanti malam ada pentas reog di pedestrian depan mal. Banyak yang dukung kegiatan ini," ujarnya.

Pantauan Liputan6.com Malioboro pagi hari terlihat lebih bersih dan lengang. Beberapa karyawan dari toko dan hotel menggunakan kesempatan ini untuk mengecat bagian depan toko dan hotel. Sementara beberapa warga dan paguyuban Malioboro juga membawa sapu membersihkan Malioboro. Sementara Wali Kota juga melakukan penanaman pohon di kawasan Malioboro. (Yanuar H)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya