Keluarga Larang Foto Prewedding, Pasangan Harus Bagaimana?

Ada budaya yang mengganggap foto prewedding tidak perlu dengan alasan yang berbeda-beda.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 31 Okt 2017, 14:30 WIB
Foto prewedding merupakan momen romantis dengan pasangan sebelum menikah. Jika dilakukan dengan persiapan yang matang, hasilnya memuaskan.

Liputan6.com, Jakarta Zaman sekarang, pasangan muda membuat foto prewedding jelang hari pernikahan itu lumrah. Di sisi lain, ada budaya yang mengganggap foto prewedding tidak perlu dengan alasan yang berbeda-beda, seperti disampaikan psikolog Jovita Maria Ferliana.

"Pamali sebelum nikah udah bikin foto berdua", "Pasangan belum nikah kok udah gandengan tangan, pelukan". Begitu kira-kira anggapan individu yang tidak sepakat dengan foto prewedding.

Jika pasangan yang akan menikah amat ingin membuat foto prewedding, sementara budaya di keluarga besar tidak, bagaimana?

Jovita menyampaikan untuk mengomunikasikan antara keinginan pasangan yang menikah dan keluarga untuk mendapatkan win-win solution. Jika memang tidak boleh bergandengan tangan atau sentuhan fisik, masih banyak alternatif ide lain yang menggambarkan cinta lewat foto. Misalnya saling memandang, loncat bersama, maupun perang tepung di dapur.

"Jadi, foto prewedding perlu dilakukan atau enggak, itu kembali ke budaya dan kesepakatan berdua," kata Jovita. 

Makin mendekati hari sakral, Dongho `UKISS` melakkan foto prewedding bersama calon istrinya.

Secara umum, mengabadikan momen-momen sebelum menikah lewat foto prewedding itu perlu. "Karena momen berharga yang indah itu enggak akan terulang lagi, kan," paparnya saat dihubungi Health-Liputan6.com, ditulis Selasa (31/10/2017).

Ingat juga ya, foto prewedding hanyalah salah satu bagian jelang hari pernikahan. Yang paling penting, pesan dosen Fakultas Psikologi UKRIDA ini, persiapan fisik dan psikologis yang matang untuk kehidupan berumah tangga.  

 

Saksikan juga vide menarik berikut:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya