Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Koordinator Bidang Polhukam Partai Golkar Yorrys Raweyai rampung menjalani pemeriksaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Yorrys mengaku dicecar terkait komunikasi Ketua DPR Setya Novanto dengan politikus Partai Golkar Markus Nari dan pengacara Rudi Alfonso yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum Golkar terkait kasus korupsi e-KTP.
Advertisement
“Iya (komunikasi Novanto dengan Markus dan Rudi) itu tadi ditanyain, apakah saya tahu? Saya bilang enggak tahu,” ujar Yorrys Raweyai di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2017).
Yorrys diperiksa penyidik KPK sebagai saksi kasus dugaan merintangi penyidikan, persidangan, dan kasus pemberian keterangan palsu terkait perkara korupsi e-KTP yang menjerat Markus Nari.
Markus dijadikan tersangka karena diduga menekan Miryam S Haryani untuk tidak mengakui berita acara pemeriksaan (BAP) dalam proses penyidikan. Dalam penekanan terhadap Miryam tersebut, diduga Rudi yang merupakan mantan pengacara Setya Novanto turut meminta Miryam untuk mencabut BAP di persidangan.
Menurut Yorrys, hal tersebut juga sempat ditanyakan oleh penyidik KPK kepadanya.
"Dia (penyidik) tanya saya, tahu tentang skenario pertemuan-pertemuan, tentang penarikan BAP, terus pencabutan BAP Miryam. Saya bilang, saya enggak tahu,” terang Yorrys Raweyai.
Saksikan vidio pilihan di bawah ini:
Ditanya Mekanisme Hukum di Golkar
Selain dicecar terkait dua hal itu, Yorrys juga mengaku dimintai keterangan seputar mekanisme hukum di Partai Golkar. Termasuk soal komunikasi antara para kuasa hukum Golkar di dalam grup aplikasi komunikasi.
Tak hanya itu, Yorrys juga menjelaskan hubungan antara Markus Nari dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
“Hubungan antara Rudi Alfonso dengan Ketua Umum (Setnov), saya bilang, dia (Rudi) memang Ketua Bidang Hukum dan Mahkamah Partai (Golkar), dan juga ada kantor pengacara sendiri, yang sejak lama menangani masalah-masalah advokasi terhadap Golkar,” kata dia.
Advertisement