Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membagikan resep menghadapi kritik dari warganet kepada peserta Emtek Goes To Campus (EGTC) 2017 di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (31/10/2017).
"Saya punya resep, kalau ada kritik, kuping panas cukup lima menit, setelah itu diresapi, dicarikan solusi, dan masalah selesai," ujar Budi Karya.
Resep itu bukan sekadar teori bagi Budi Karya. Ia sudah menerapkan dan membuktikan cercaan bisa menjadi ujian untuk meningkatkan daya saing.
Baca Juga
Advertisement
Ia menuturkan, dunia penerbangan di Indonesia kerap sekali menjadi sorotan warganet. Kesalahan teknis dalam satu sampai dua jam sudah viral. Tidak jarang, komentar dan cacian dari warganet ditujukan kepada Menhub.
"Dan selama itu kami memperbaiki pelayanan, saat ini Bandara Soekarno Harta naik peringkat dunia, dari rangking 63 langsung menjadi 43," ucap dia.
Budi Karya Sumadi mengakui sedikit gagap teknologi (gaptek) jika dibandingkan dengan generasi milenial yang canggih memanfaatkan teknologi. Meskipun demikian, ia juga merasakan dampak dari teknologi yang membantu pekerjaannya. Kemacetan saat arus mudik, misalnya, bisa dipantau dalam satu ruangan. Laporan dari masyarakat juga langsung diterima dalam sekejap.
Ia juga berpesan kepada mahasiswa yang merupakan warganet. Komunikasi juga tidak boleh ditinggalkan sekalipun teknologi maju.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
EGTC 2017
Sebelumnya EMTEK Goes to Campus 2017 kembali hadir di Yogyakarta. Lokasinya di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, pada Senin-Rabu, 30 Oktober-01 November 2017.
Selain workshop oleh pembicara-pembicara keren, EGTC 2017 juga memberikan kesempatan pada pelajar dan mahasiswa di Kota Yogyakarta dan sekitarnya untuk mengikuti lomba Mobile Journalism & News Presenter dengan total hadiah puluhan juta.
Pada EGTC 2017 hari pertama, Senin, 30 Oktober 2017, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta dan sekitarnya antusias mengikuti kelas-kelas. Hari pertama diisi dengan kegiatan Graduate Mentorship Program serta Journalism Workshop. Materi meliputi mobile journalism, jurnalis di era kekinian, serta tampil beda dengan konten eksklusif.
Salah satu pembicara, Wakil Redaktur Pelaksana Liputan6.com, Marco Tampubolon, menjelaskan soal dasar-dasar penulisan berita. Mahasiswa diajak mengenal nilai berita sampai teknik penulisan berita.
"Jangan nulis yang biasa-biasa saja, tapi harus menarik. Jangan lupa juga semua elemen berita dipenuhi," jelasnya.
Pada kesempatan selanjutnya, Wakil Redaktur Pelaksana Bintang.com Eddy Suherly memberi kisi-kisi soal pengemasan konten biasa dan konten eksklusif di media online.
"Konten eksklusif itu perpaduan teknik fotografi dan penulisan narasi yang mendalam," jelasnya.
Para peserta tampak antusias mengikuti pemaparan materi. Akhyat Sulkhan, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berharap mendapat pengetahuan seputar media dari rangkaian acara ini.
"Siapa tahu dapat kenalan cantik," katanya di sela workshop EGTC 2017.
Advertisement