Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pembicara yang turut mengundang perhatian di gelaran AdAsia 2017 adalah Kofi Annan. Ia diketahui akan mengisi sesi "Positive Change" sebagai pembicara AdAsia di hari terakhir konferensi, tepatnya Jumat (10/11/2017). Lalu, apa yang dipersiapkan Annan sebagai salah satu pembicara di konferensi marketing dan periklanan paling bergengsi ini?
Seperti diungkap Janoe Arijanto, Head of Program and Content AdAsia 2017, Annan nanti akan membawa sesi khusus untuk para pelaku brand dan korporasi. Di sesi tersebut, ia akan terlibat penuh untuk menebar semangat nilai kemanusiaan dalam perspektif bisnis periklanan dan marketing.
Baca Juga
Advertisement
"Tren dunia bisnis saat ini--seperti brand dan korporasi--itu kan dikenal dengan nama share value, di mana kemanusiaan menjadi salah satunya. Nah, di sini Kofi Annan akan punya keterlibatan untuk menularkan humanity value dan positive change untuk mereka (para peserta)," ujar Janoe kepada Tekno Liputan6.com di konferensi pers AdAsia 2017 yang diadakan di Hotel Gran Mahakam, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Sekadar informasi, Annan merupakan Sekretaris Jenderal PBB yang ketujuh untuk dua periode dan pemenang Nobel Perdamaian 2001. Ia telah banyak berkontribusi terhadap berbagai peristiwa penting dunia. Hal ini membuat Annan menjadi salah satu figur kemanusiaan ternama mancanegara.
Lahir di Kumasi, Ghana pada 8 April 1938, Annan sempat mengenyam pendidikan di University of Science and Technology di Kumasi. Ia meraih gelar sarjana ekonomi di Macalester College di Amerika Serikat pada 1961.
Pada 1961-1962, Annan mengenyam pendidikan pascasarjana di Institut universitaire des Hautes études Internationales di Jenewa. Ia juga meraih gelar Master of Science in Management dari Massachusets Institute of Technology pada 1971-1972.
Usai tamat berkuliah di Jenewa pada 1962, Annan memulai kariernya di PBB dengan bergabung bersama World Health Organization (WHO). Demikian seperti dikutip dari Nobleprize.org.
Dari WHO, Annan bergabung bersama Office of the UN High Commissioner for Refugees. Beberapa tahun kemudian, ia pindah ke Markas Besar PBB di New York
Memerangi HIV dan AIDS
Selama di New York, Annan memegang sejumlah jabatan penting. Salah satunya, Under-Secretary General for Peacekeeping pada Maret 1993 hingga Desember 1996.
Annan mengemban jabatan tersebut pada kala 70 ribu militer dan personel PBB dikerahkan ke berbagai belahan dunia untuk mengintervensi sejumlah krisis krusial.
Atas kerja kerasnya, ia dipilih menjadi kandidat Sekjen PBB. Pada akhirnya, ia resmi menampuk gelar tersebut pada awal 1997. Terpilihnya Annan merupakan hal yang spesial karena ia merupakan orang pertama yang berhasil menampuk jabatan sekjen dengan menapaki karier mulai dari jenjang staf di PBB.
Annan menjabat sebagai Sekjen PBB selama dua periode. Periode pertama dimulai pada 1 Januari 1997. Usai menjabat selama lima tahun, Annan kembali menjabat sebagai sekjen untuk kedua kalinya pada 1 Januari 2002.
Sebagai sekjen, pria itu memiliki visi prioritas untuk merevitalisasi PBB melalui sejumlah program-program komprehensif bersifat reformatif.
Program itu meliputi menguatkan kerja PBB sebagai pemelihara perdamaian dan stabilitas dunia, advokasi hak asasi manusia, penguatan hukum, keberagaman nilai keadilan universal dan martabat manusia, serta membuat PBB semakin dekat dengan rakyat.
Ia juga dikenal sebagai salah satu figur yang gencar memerangi isu HIV/AIDS, ancaman terorisme, dan isu internasional lain, seperti krisis kemanusiaan Rohingya.
Pada 2001, ia dan PBB dianugerahi Nobel Perdamaian atas upayanya dalam merevitalisasi organisasi internasional itu menjadi lebih baik dari sebelumnya serta perjuangan Annan dalam memerangi isu HIV/AIDS.
Informasi mengenai AdAsia 2017, yang salah satu sponsornya adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), juga bisa diperoleh dengan cara mem-follow BBM Channel AdAsia 2017 di aplikasi BBM.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement