Liputan6.com, Roma - Sumbangsih Bangsa Romawi terhadap kemajuan kehidupan modern memang tak dapat dielakkan, mulai dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat.
Upaya untuk mendirikan dan mempertahankan Kekaisaran Romawi memang patut diapresiasi. Melalui usahanya, orang Romawi berhasil menaklukkan wilayah luas dan menyatukannya melalui hukum, arsitektur, dan seni.
Baca Juga
Advertisement
Namun di sisi lain, sejumlah aspek gaya hidup dan kebiasaan pada Zaman Romawi yang masih menjadi kontroversi. Jika dilihat dari dekat, beberapa kehidupan sehari-hari mereka jauh dari kata glamor.
Beberapa hal yang mereka lakukan bahkan dianggap menjijikkan dan tak etis jika dilakukan pada saat ini. Dikutip dari The Vintage News, Selasa (31/10/2017), berikut beberapa yang terburuk:
1. Toilet Umum Jadi Tempat Berbahaya
Pada zaman itu, toilet umum merupakan tempat yang mengerikan dan bisa mematikan. Orang-orang bahkan menggunakan sihir untuk dapat keluar dari toilet dengan selamat.
Toilet umum merupakan sebuah tempat yang di dalamnya terdapat papan-papan dengan sejumlah lubang, di mana orang mengeluarkan urine atau tinja. Lubang-lubang tersebut tanpa sekat dan orang bisa saling memandang.
Karena sistem pembuangan limbah di toilet umum sangat buruk, tikus-tikus seringkali merangkak naik ke lubang dan mengigit bagian tubuh orang yang sedang buang hajat. Karena limbah tak dikelola, maka gas metana pun terbentuk sehingga kadang terjadi ledakan maupun kebakaran.
Itu menjadi penyebab orang-orang Romawi mengandalkan sihir agar terlindung dari nasib buruk di toilet. Arkeolog menemukan banyak mantra yang tergores di dinding toilet.
Ketika situasi mengerikan, orang-orang bahkan memanggil nama para dewa untuk meminta bantuan, salah satunya adalah dewi keberuntungan, Fortuna. Butuh waktu lama bagi orang-orang Romawi untuk menyadari bahwa kebersihan, bukan keberuntungan, yang dapat membuat mereka tetap sehat dan aman di toilet umum.
Urine untuk Membersihkan Mulut
2. Alat untuk Membersihkan Hajat Digunakan Bergantian
Selain memiliki toilet umum yang menjijikkan dan berbahaya, cerita 'menyeramkan' itu tidak berhenti di sana. Kala itu, orang-orang Romawi belum mengenal tisu toilet atau menggunakan air untuk membersihkan hajat.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan sejumlah hal untuk membersihkan kototan. Salah satu alat yang paling umum digunakan aldalah spons yang diikat ke sebuah batang.
Alat itu bernama xylospongium dan hanya tersedia beberapa di toilet umum. Alat tersebut pun diletakkan di cawan berisi air kotor.
Hal terburuknya adalah, xylospongium digunakan bergantian dan tak pernah dibersihkan setelah digunakan.
Hal itu membuat bakteri dan penyakit seperti tipus dan kolera dapat tersebar dengan cepat pada saat itu.
3. Urine Digunakan untuk Kebersihan Mulut
Urine digunakan secara luas pada Kekaisaran Romawi, mulai dari menyamak kulit, mencuci pakaian, pupuk, dan bahkan memutihkan gigi dan menjaga kebersihannya. Mereka meyakini urine akan terurai menjadi amonia, zat yang diyakini menjadi pembersih efektif.
Zat buang itu begitu penting sehingga kekaisaran mengeluarkan undang-undang dan pajak khusus dalam perdagangan urine.
Orang-orang biasa buang air kecil dalam pot yang kemudian dikosongkan ke dalam tangki khusus. Urine yang sudah dikumpulkan kemudian dijual.
Namun, yang digunakan bukan hanya urine manusia. Menurut penulis Romawi, Cattulus, orang-orang pada Zaman Romawi menggunakan urine hewan untuk memutihkan gigi.
Advertisement
Minuman Energi dari Kotoran Kambing
4. Minuman Energi dari Kotoran Kambing
Menurut seorang penulis, naturalis, dan filsuf alam Zaman Romawi, Pliny the Elder, kotoran kambing digunakan untuk menambal luka jika terjadi keadaan darurat. Pliny menulis bahwa kotoran terbaik dikumpulkan pada musim semi dan dikeringkan. Namun kotoran segar juga dapat digunakan.
Selain untuk luka, para charioteer atau penunggang kereta tempur, biasa membuat minuman dari bubuk kotoran kambing dan cuka. Mereka meyakini minuman tersebut dapat memberi kekuatan bagi mereka yang kelelahan.
Menurut Pliny, minuman itu sangat enak dan membuat salah satu Kaisar Romawi, Nero, meminumnya untuk memperkuat dirinya saat menunggang kereta tempur.
5. Muntah di Meja Makan Jadi Hal Biasa
Ada banyak kesaksian tentang perayaan Romawi nan megah dan berlimpahnya makanan. Menurut sejumlah laporan, mereka biasa mengisi perut mereka sampai tak sanggup makan lagi. Menurut Seneca, mereka pun terpaksa memuntahkan makanannya agar bisa makan lebih banyak lagi.
Namun mereka tak memuntahkan makanannya di kamar mandi. Alih-alih berjalan menjauh dari meja, mereka biasa memuntahkannya ke mangkuk yang mereka taruh di sekeliling meja.
Terkadang, mereka melakukannya langsung di lantai dan melanjutkan makan seolah tak terjadi suatu hal. Pasalnya, ada budak khusus yang membersihkan muntahan itu.
"Ketka kami berada di sebuah perjamuan, seorang budak akan menyeka ludah, sementara yang lainnya berada di lantai dan membersihkan muntahan," tulis Seneca.