Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat (AS) tengah menjadi perhatian dunia belakangan ini. Pasalnya, berbagai keputusan yang akan diambil AS akan berpengaruh pada stabilitas sistem keuangan dunia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, berbagai hal yang tengah menjadi sorotan tersebut antara lain, rencana pemotongan pajak yang dilakukan oleh AS.
Advertisement
"Dianggap membawa dampak positif pada ekonomi AS karena dunia usaha dan individunya akan ada manfaat yang besar. Tapi akibatnya ketika itu dibahas didukung Partai Republik kelihatannya menjadi positif, kemudian ada sanggahan menimbulkan stabilitas yang tidak terjaga karena terjadi naik turun," jelas dia di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Selanjutnya, dunia juga tengah menyoroti calon pengganti Gubernur Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) Janet Yallen. Berbagai kandidat dianggap memiliki arah kebijakan yang berbeda.
"Jadi kondisi itu membawa dampak stabilitas keuangan dunia karena semua memperkirakan bagaimana kalau menjadi chairman The Fed," jelas dia.
Rencana kenaikan suku bunga The Fed juga menjadi perhatian dunia. Beberapa spekulasi muncul, di antaranya The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada Desember tahun ini. Ada pula perkirakan kenaikan akan berlanjut tahun depan sebanyak tiga hingga empat kali.
Itu juga ditambah dengan rencana AS untuk memperbaiki neraca Bank Sentral AS. Menurut Agus, itu berdampak pada sistem keuangan dunia.
"Tapi ditambah ada kepastian di bulan Oktober akan penurunan daripada balance sheet AS khususnya The Fed. Jadi, kondisi itu yang berdampak sistem keuangan. Jadi, kalau diikuti selama 4-5 minggu terakhir ini memang kondisi itu yang banyak terjadi. Kondisinya berdampak pada nilai tukar seluruh dunia dan ditandai dolar menguat dan dampaknya mata uang yang lain," pungkas Agus.