Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan realisasi pertumbuhan kredit bank hingga akhir tahun mencapai 10 persen. Realisasi tersebut akan di bawah proyeksi sebesar 11 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menerangkan, proyeksi pertumbuhan kredit bank telah direvisi dari 13 persen menjadi 11 persen. Hingga saat ini, realisasi pertumbuhan kredit telah mencapai 7,8 persen.
Advertisement
"Berkaitan dengan pertumbuhan kredit, revisi business plan pertengahan tahun 2017 telah menurunkan targetnya dari 13 menjadi 11 persen. Kalau kita lihat pertumbuhan kredit sampai hari ini, secara yoy sudah 7,8 persen. Pertumbuhan ini sudah lebih besar dibanding pertembuhan selama akhir 2016," jelas dia di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta, Selasa (30/10/2017).
Namun, Wimboh mengaku untuk mencapai 11 persen hingga akhir tahun agak berat. Kemungkinan, akan tercapai 10 persen. "Bagaimana mencapai 11 persen akhir tahun, kelihatannya ini memang agak berat. Kita perkirakan akan tercapai sekitar 10 persen," ujar dia.
Alasannya, dia menerangkan, perbankan tengah melakukan restrukturisasi penyaluran kredit komersial dengan besaran antara Rp 250 miliar hingga Rp 900 miliar. Jumlah debitur untuk kisaran tersebut relatif besar.
"Karena debitur ini yang kemarin lebih banyak berbisnis di bidang komoditas, mining, sehingga komoditas ini kemarin sempat harganya turun cukup drastis sehingga mengalami kesulitan cash flow. Jadi debitur-debitur ini dalam proses restrukturisasi," jelas dia.
Proses restrukturisasi ini berpengaruh pada angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Hingga September 2017, realisasi kredit bermasalah sudah di bawah 3 persen.
"Kalau kita lihat jumlah NPL nya pun sudah mulai menurun. Angka terakhir pada September itu sudah 2,9 persen. Jadi sudah di bawah 3 persen. Bulan sebelumnya masih di atas 3 persen yakni 3,1 persen. Jadi ini tanda restrukturisasi NPL di kredit komersial sudah ada tanda-tanda perbaikan," ujar dia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan kredit tahun ini masih di kisaran 8 hingga 10 persen. Pertumbuhan kredit tahun depan di kisaran 10 hingga 12 persen.
"Di Indonesia, tahun 2017 ini memang salah satu tantangan yang sedang dihadapi adalah untuk meyakinkan korporasi dan perbankan bisa menyelesaikan konsolidasi. Dan kita memperhatikan bahwa pertumbuhan kredit yang di bawah dua digit atau di kisaran satu digit adalah salah satu tantangan yang mesti dihadapi," jelas dia.