Liputan6.com, New York - Harga minyak kembali menguat dan mencatat kenaikan bulanan lebih dari 5 persen. Namun analis mengatakan sentimen yang mendorong minyak mentah Brent ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, dapat mendorong ekspor minyak dari Amerika serikat (AS).
Melansir laman Reuters, Rabu (1/11/2017), harga minyak Brent naik 47 sen atau 0,7 persen menjadi US$ 61,37, mendekati level tertinggi pada Juli 2015 yang dicapai awal pekan ini. Angka ini juga naik sekitar 37 persen dari level terendah pada tahun ini di bulan Juni.
Baca Juga
Advertisement
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 54,38, masih mendekati level tertinggi sejak Februari dan dalam lebih dari dua tahun.
Pedagang dan pialang mengatakan investor menyesuaikan posisi usai terjadinya kenaikan harga sekitar 5 persen di Oktober.
Untuk bulan ini, Brent naik 6,7 persen, sementara WTI naik 5,2 persen. perbedaan harga WTI ke Brent telah melebar menjadi hampir US$ 7, membuatnya menarik bagi eksportir.
"Perbedaan besar (harga) telah membuka pintu arbitrase regional, mendorong lonjakan ekspor minyak mentah AS dalam beberapa pekan terakhir," kata BMI Research dalam catatannya.
Tercatat, ekspor minyak mentah AS melonjak mendekati 2 juta barel per hari (bpd) dan produksi telah meningkat hampir 13 persen sejak pertengahan 2016 mencapai 9,5 juta barel per hari.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: