Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dipastikan tidak akan berkunjung ke Zona Demiliterisasi Korea (DMZ). Hal tersebut ditegaskan oleh seorang pejabat senior pemerintahan pada Selasa kemarin saat diadakan konferensi pers di Gedung Putih.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu akan berkunjung ke perbatasan Korea Utara-Korea Selatan dalam lawatannya ke Seoul.
"Presiden tidak akan mengunjungi DMZ," kata pejabat tersebut seraya menjelaskan bahwa "tidak ada cukup waktu dalam jadwal" Trump. Demikian seperti dikutip dari CNN pada Rabu (1/11/2017).
Yang bersangkutan mencatat bahwa Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan Menteri Pertahanan James Mattis telah berkunjung ke DMZ. "Terus terang saja, itu menjadi sedikit klise."
Sosok yang sama mengatakan bahwa Gedung Putih harus memilih antara mengunjungi DMZ atau Camp Humphreys, sebuah pangkalan militer gabungan AS-Korsel.
Pada akhirnya pilihan jatuh ke Camp Humphreys karena Gedung Putih menilai bahwa kunjungan ke sana "akan lebih masuk akal untuk menyampaikan pesan Presiden."
Dalam menghadapi isu nuklir Korut, Trump menggunakan retorika keras. Ia sempat menjanjikan hujan "api dan kemarahan" terhadap rezim Kim Jong-un.
Selama ini sejumlah anggota pemerintahan Trump lebih memilih mengedepankan pembicaraan dengan Korut, berbeda dengan Trump yang justru meremehkan potensi diplomasi yang efektif.
Baca Juga
Advertisement
Terkait hal tersebut, Gedung Putih membela pendekatan Trump terkait krisis Korut dengan mengatakan bahwa Trump tidak menutup pintu diplomasi, tapi saat ini menolak kemungkinan berbicara langsung dengan Korut.
Dua pejabat senior AS pada Selasa kemarin mengklaim bahwa pemerintahan Trump masih terus berupaya meningkatkan tekanan terhadap rezim Korut melalui diplomasi. Meski beberapa waktu lalu, Trump melalui Twitter sempat mengatakan kepada Menlu Tillerson bahwa "upaya negosiasi dengan pemimpin Korut Kim Jong-un buang-buang waktu".
"Presiden tidak mentwit bahwa diplomasi buang-buang waktu. Dia menulis bahwa berbicara langsung itu buang-buang waktu. Kampanye diplomatik terus berlanjut. Tapi posisi pemerintahan, posisi presiden, bahwa pembicaraan langsung dengan Korut saat ini tidak tepat," ujar seorang pejabat AS.
Seorang pejabat lainnya melanjutkan bahwa pemerintahan Trump telah menjelaskan bahwa pintu terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Korut. "Korut telah menunjukan kecenderungan nol untuk melakukan pembicaraan substantif dengan siapa pun di dunia terkait masalah ini."
"Pertanyaannya adalah kenapa bisa begitu dan akan lebih baik untuk mencari tahu," ungkap pejabat tersebut.