Pedagang Pasar Atas Bukittinggi Ingin Relokasi Dekat Jam Gadang

Para pedagang korban kebakaran Pasar Atas Bukittinggi berharap lokasi penampungan sementara seperti di depan Jam Gadang.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2017, 11:38 WIB
Kebakaran Pasar Atas Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin pagi, 30 Oktober 2017, dilihat dari sekitar Jam Gadang. (Foto: warga setempat/Liputan6.com/Ramdania El Hida)

Liputan6.com, Bukittinggi - Para pedagang di Pasar Atas Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), yang terdampak kebakaran pada Senin pagi, 30 Oktober 2017, mengharapkan lokasi penampungan sementara masih di sekitar area pasar wisata tersebut.

Dalam pertemuan pedagang dengan pemerintah daerah setempat di Kota Bukittinggi, pada Selasa, 31 Oktober 2017, sejumlah pedagang menyampaikan harapan agar disediakan lokasi berdagang masih di kawasan Pasar Atas atau Pasar Ateh seperti area depan Jam Gadang, Jalan Minangkabau, dan Jalan Ahmad Yani.

"Relokasi hendaknya jangan terlalu jauh dari pusat pertokoan yang terbakar tersebut," ucap salah seorang pedagang kaki lima Pasar Atas, Noviandi, kepada Antara, seperti dikutip Liputan6.com, Rabu (1/11/2017).

Ia menilai, sekalipun dilanda kebakaran, masyarakat dan wisatawan tetap akan berkunjung ke Pasar Ateh untuk sekadar melihat kondisi pasar dan lokasi dekat objek wisata.

Moli, pedagang lainnya yang berjualan di pusat pertokoan, mengatakan tidak menerima disediakan tempat penampungan. Ia meminta diizinkan agar tetap berjualan di tokonya yang berada di lantai 1 karena tidak dilalap api.

Dalam pertemuan tersebut, pedagang lain di lantai 1 pertokoan Pasar Atas juga meminta agar diizinkan kembali berdagang di lokasi semula dan meminta kejelasan kapan dibolehkan kembali beraktivitas.

Pemerintah setempat berencana menyediakan tempat penampungan bagi para pedagang di Jalan Perintis Kemerdekaan. Wali Kota setempat, M Ramlan Nurmatias, mengatakan ada 1.124 orang yang terdiri atas pedagang di pertokoan dan pedagang kaki lima yang terdampak kebakaran.

Diperkirakan, penyediaan tempat penampungan di Jalan Perintis Kemerdekaan akan membutuhkan waktu dalam hitungan bulan. "Secepatnya diusahakan. Mana yang selesai dibangun langsung diisi. Paling tidak 2018 semua sudah bisa berdagang kembali," katanya.

Saat ini, langkah yang disiapkan adalah tempat penampungan ada di satu lokasi, tidak terpisah agar tidak terkesan semrawut. "Kami ingin kota ini tetap nyaman dikunjungi," ujarnya.

Terkait harapan mengenai tempat berdagang sementara yang disampaikan pedagang dalam pertemuan tersebut, pemerintah setempat akan kembali mempertimbangkan dengan memerhatikan berbagai aspek.

Sementara untuk penggunaan kembali pertokoan di lantai 1 Pasar Atas Bukittinggi yang tidak terbakar, Ramlan menegaskan bahwa pemerintah setempat tidak memberi izin untuk berdagang kembali di sana.

"Kami tidak bisa jamin keamanannya, kalau tiba-tiba runtuh akan menjadi masalah karena ada pembiaran dari pemerintah," kata Ramlan.

Menurut dia, perlu diteliti dulu apakah bangunan pertokoan masih layak atau tidak. Namun, saat ini, pemerintah daerah fokus pada upaya agar pedagang Pasar Atas Bukittinggi bisa kembali beraktivitas," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Jadi Destinasi Wisata Belanja, Relokasi Pedagang Harus Nyaman

Kebakaran Pasar Atas Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin pagi, 30 Oktober 2017, dilihat dari belakang pasar. (Foto: warga setempat/Liputan6.com/Ramdania El Hida)

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno mengingatkan Pemerintah Kota Bukittinggi agar penyediaan tempat untuk relokasi sementara bagi pedagang Pasar Atas atau Pasar Ateh yang nyaman karena menjadi destinasi wisata belanja.

Saat meninjau kebakaran Pasar Atas Bukittinggi, Senin, 30 Oktober 2017, Irwan mengatakan bahwa Pasar Atas merupakan salah satu destinasi belanja wisatawan karena menjual berbagai produk kerajinan.

Ia menilai kebakaran yang terjadi Senin pagi itu menjadi keprihatinan karena keberadaannya dicari wisatawan ketika berkunjung ke Sumbar dan Bukittinggi khususnya.

"Wali Kota dan jajarannya diharapkan merancang tempat berdagang sementara. Namun, (tempat) sementara yang bukan sembarangan, melainkan harus nyaman karena target kita tetap wisatawan," kata Irwan, dilansir Antara.

Menurut dia, belanja dengan tawar-menawar adalah salah satu daya tarik Pasar Atas Bukittinggi. Jadi, meskipun nanti ada di lokasi penampungan dengan kios semipermanen, kenyamanan tetap harus ada.

Pemkot Bukittinggi merencanakan tempat relokasi sementara di Jalan Perintis Kemerdekaan. Gubernur mengingatkan agar semua aspek harus tertata seperti lokasi parkir, jalur pejalan kaki, jalur kendaraan, penempatan produk dagangan sesuai jenis dan lainnya.

Untuk persiapan relokasi itu diperkirakan membutuhkan biaya hingga miliaran rupiah karena ada 1.000 lebih kios bagi pedagang Pasar Ateh dan pedagang kaki lima sekitarnya yang terdampak.

"Kalau mau bangun baru perlu kajian lagi dan pelaksanaan pembangunan lama, lihat saja seperti pasar di Padang dan Padang Panjang. Jadi dalam waktu dekat langkahnya siapkan kios sementara tapi nyaman," ujar Gubernur Sumbar.

Sebelumnya, Wali Kota Bukittinggi, M Ramlan Nurmatias, telah meninjau ke Jalan Perintis Kemerdekaan dengan mengukur jalan untuk memastikan jumlah kios yang dapat dibangun di jalan tersebut.

"Butuh waktu, tapi memang harus dilakukan segera agar ekonomi masyarakat tetap hidup," katanya.

Pemkot Bukittinggi pun membentuk tim dari dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan untuk persiapan penyediaan kios sementara bagi pedagang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya